Pemerintah Kabupaten Situbondo menggunakan dana Belanja Tidak Terduga (BTT) sebesar Rp3 miliar untuk memperbaiki dan membangun kembali sejumlah infrastruktur yang rusak akibat banjir.

Banjir yang terjadi pada Selasa (28/2) lalu selain menggenangi sebanyak 613 rumah di Desa Klatakan, Kecamatan Kendit, Desa Kalimas dan Besuki (Kecamatan Besuki), dan Desa Kalianget (Kecamatan Banyuglugur), juga merusak infrastruktur seperti jembatan limpas dan tangkis serta bronjong sungai di Desa Wringinanom dan Patemon (Kecamatan Jatibanteng) yang kerugiannya mencapai miliaran rupiah.

"Sesuai arahan Pak Bupati kami sudah mengajukan anggaran perbaikan infrastruktur dampak banjir menggunakan dana Belanja Tidak Terduga (BTT). Kami mengajukan Rp3 miliar," ujar Kepala Pelaksana BPBD Situbondo Sruwi Hartanto di Situbondo, Minggu.

Dana BTT sebesar Rp3 miliar itu, kata dia, akan diperuntukkan perbaikan tangkis dan bronjong ambrol ratusan meter serta jembatan limpas yang jebol akibat diterjang banjir.

Selain itu, dana BTT tersebut juga diperuntukkan perbaikan infrastruktur lainnya akibat banjir di beberapa titik lainnya, karena banjir beberapa waktu lalu mengakibatkan mayoritas air meluap dari sungai disebabkan tanggul jebol dan membanjiri permukiman penduduk.

Dia mengatakan sudah berkoordinasi dengan Dinas Pekerjaan Umum, Penataan Ruang dan Pertanahan (PUPRP) setempat untuk melakukan pengerukan sedimen di sejumlah sungai guna mengurangi risiko banjir.

"Kami juga sudah koordinasi dengan Dinas PUPRP untuk melakukan pengerukan endapan sungai, sehingga daya tampung sungai optimal dan saat terjadi hujan deras bisa mengurangi risiko banjir akibat air sungai meluap," tutur Sruwi.

Berdasarkan data, lanjut dia, kerusakan infrastruktur terparah yakni di aliran Kali Patemon Desa Wringinanom sebuah jembatan limpas antardusun rusak akibat material banjir sepanjang 50 meter, tinggi 2 meter dan lebar 3 meter, taksiran kerugian Rp100 juta.

Selain itu, di aliran Kali Patemon juga terdapat bronjong dan tangkis sungai ambrol atau longsor terbawa banjir sepanjang 300 meter, tinggi 6 meter yang taksiran kerugiannya mencapai Rp600 juta.

Di Kali Tanjung, bronjong dan tangkis sungai juga ambrol terbawa banjir dan kerusakan sepanjang 75 meter, tinggi 6 meter, sedangkan kerugiannya sekitar Rp100 juta.

Sementara di Desa Patemon, banjir akibat curah hujan tinggi juga mengakibatkan tangkis dan bronjong sepanjang 200 meter dan tinggi 6 meter di Kali Patemon tergerus dan longsor, dan kerugiannya mencapai sekitar Rp400 juta.

Pewarta: Novi Husdinariyanto

Editor : Fiqih Arfani


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2023