Pemerintahan Desa Kalatakan, Kecamatan Kendit, Kabupaten Situbondo, Jawa Timur, mencatat puluhan hektare (ha) lahan pertanian terancam gagal panen dan kerugian ditaksir ratusan juta rupiah terdampak banjir akibat luapan air Sungai Kukusan desa setempat pada Selasa (28/2) lalu.
Kepala Desa Klatakan, Narwiyoto, menyatakan bahwa 50 persen dari 45 hektare lahan pertanian seperti padi dan tanaman hortikultura yang juga terdampak banjir dipastikan gagal panen.
"Bisa dipastikan dari puluhan hektare lahan pertanian yang terkena banjir beberapa hari lalu 50 persen gagal panen, karena kerusakan pertanian akibat banjir cukup parah," kata Narwiyoto di Situbondo, Sabtu.
Tidak hanya tanaman padi, lanjut dia, tanaman hortikultura, seperti melon dan semangka, milik petani di desa itu juga rusak, dan diperkirakan kerugian tanaman semangka dan melon ratusan juta rupiah.
"Jadi, biasanya petani di Desa Klatakan menjelang Ramadhan banyak menanam buah melon dan semangka, tapi karena banjir petani pastinya mengalami kerugian yang cukup besar," ucap Narwiyoto.
Narwiyoto mengaku telah melaporkan dan berkoordinasi dengan pihak Kecamatan Kendit dan laporan dampak banjir terhadap lahan pertanian di desa itu juga disampaikan ke Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan setempat.
"Kami dari pemerintahan desa juga sudah melakukan antisipasi memperbaiki sementara tanggul sungai yang jebol akibat banjir," katanya.
Sementara itu Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kabupaten Situbondo Haryadi Tejo Laksono hingga saat ini belum bisa dikonfirmasi mengenai data lahan pertanian terdampak banjir.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2023
Kepala Desa Klatakan, Narwiyoto, menyatakan bahwa 50 persen dari 45 hektare lahan pertanian seperti padi dan tanaman hortikultura yang juga terdampak banjir dipastikan gagal panen.
"Bisa dipastikan dari puluhan hektare lahan pertanian yang terkena banjir beberapa hari lalu 50 persen gagal panen, karena kerusakan pertanian akibat banjir cukup parah," kata Narwiyoto di Situbondo, Sabtu.
Tidak hanya tanaman padi, lanjut dia, tanaman hortikultura, seperti melon dan semangka, milik petani di desa itu juga rusak, dan diperkirakan kerugian tanaman semangka dan melon ratusan juta rupiah.
"Jadi, biasanya petani di Desa Klatakan menjelang Ramadhan banyak menanam buah melon dan semangka, tapi karena banjir petani pastinya mengalami kerugian yang cukup besar," ucap Narwiyoto.
Narwiyoto mengaku telah melaporkan dan berkoordinasi dengan pihak Kecamatan Kendit dan laporan dampak banjir terhadap lahan pertanian di desa itu juga disampaikan ke Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan setempat.
"Kami dari pemerintahan desa juga sudah melakukan antisipasi memperbaiki sementara tanggul sungai yang jebol akibat banjir," katanya.
Sementara itu Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kabupaten Situbondo Haryadi Tejo Laksono hingga saat ini belum bisa dikonfirmasi mengenai data lahan pertanian terdampak banjir.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2023