Polres Pamekasan, Jawa Timur menggugah semangat juang personel institusi penegak hukum di daerah itu dengan nonton bareng film "Tanpa Ampun" di Kota Cinema Mall (KCM) setempat, Selasa (21/2).

Film berjenis aksi dan berdurasi 90 menit itu, terinspirasi dari kisah nyata kasus perampokan terbesar di Pulau Bali. Film ini mengisahkan lima anggota polisi dikerahkan untuk menangkap perampok asal Rusia yang sering menggunakan topeng saat aksinya.

Film yang disutradarai Muhammad Yusuf ini dibintangi banyak aktor dan anggota kepolisian, di antaranya Brigjen Pol Ruddi Setiawan, AKP Reza Hafidz, Dwi Saputro, AKBP Endang Tri Purwanto, Franki Darmawan, Verdy Bhawanta, Ivan Golofaev, Daniel Immanuel Octavianus, Evgeniy Podnesbesniy, dan Kristin Krishtovoso.

Proses pembuatan film oleh beberapa rumah produksi, yaitu Silent D Pictures, Movie Studio Bali, dan Triple A Films. Oleh karena berisikan banyak adegan kekerasan, film ini di kategorikan untuk penonton usia 17 ke atas oleh Lembaga Sensor Film (LSF).

Film ini mengisahkan tentang empat warga Rusia bernama Maxim Bredikhin, George Zukhov, Robert Houp, dan Aleksei Korotkikh datang ke "Pulau Dewata" --sebutan Bali-- untuk merampok pada 2017.

Mereka kawanan perampok bank dan pembobol mesin ATM. Kawanan ini memulai aksinya dengan mencuri senjata laras panjang dari seorang anggota Brimob yang sedang bertugas di Hotel Ayana, Jimbaran. Senjata curian tersebut mereka gunakan merampok.

Baca juga: Polres Pamekasan periksa tiga orang terkait laporan ujaran kebencian

Dalam menjalankan aksinya, mereka selalu menggunakan topeng berwarna putih dan membobol dua mesin ATM di sekitar Jimbaran.

Mereka kembali beraksi dengan merampok mobil armored yang sedang bertugas mengisi uang di mesin ATM Kawasan Nusa Dua Bali. Mereka juga merampok tempat penukaran uang di Benoa.

Setelah dilakukan oleh TKP dan penyelidikan secara detail, akhirnya lokasi kawanan perampok terlacak polisi.

Institusi ini langsung turun tangan dan memerintahkan lima anggota terbaik untuk mengusut tuntas dalang perampokan. Mereka diminta menangkap kawanan perampok dari Rusia itu dalam keadaan hidup.

Perjuangan kelima personel pilihan ini tidak sia-sia, meskipun satu di antara mereka harus meregang nyawa saat berupaya melumpuhkan kawanan perampok.

"Kita perlu menonton bareng film ini, karena selain menyangkut kejadian perampokan terbesar oleh warga negara asing, juga karena pesan yang terkandung di film ini adalah menyangkut komitmen dan tugas mulia kita untuk melindungi masyarakat dari berbagai tindak kejahatan," ujar Kapolres Pamekasan AKBP Satria Permana seusai acara nonton bareng bersama para personel Polres Pamekasan, perwakilan mahasiswa, dan insan pers.

Selain itu, kerja sama lintas negara di bidang keamanan yakni interpol, penting dilakukan untuk mempermudah pengungkapan pelaku kejahatan lintas negara.

"Dan film yang baru saja kita tonton ini menunjukkan peran semua fungsi yang ada di institusi kita ini bersama lembaga mitra, seperti media massa dan insan pers," kata dia.

Ia juga berharap film itu bisa menginspirasi semua pihak terutama personel Polres Pamekasan dalam menjalankan tugas-tugas pengamanan, memberantas kejahatan secara profesional dan terencana dengan memanfaatkan peran aktif semua elemen masyarakat dan pihak-pihak terkait.

Pewarta: Abd Aziz

Editor : Taufik


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2023