Magetan - Warga Kelurahan Sarangan, Kecamatan Plaosan, Kabupaten Magetan, Sabtu, menggelar ritual adat larung sesaji yang dilakukan setahun sekali setiap bulan Jawa Ruwah, untuk menyambut datangnya Ramadhan 1432 Hijriah. Dalam ritual adat ini, tumpeng Gono Bahu setinggi 2,5 meter diarak dan dilarungkan ke dalam Telaga Sarangan. Tumpeng Gono Bahu berwujud gunungan nasi ini, merupakan simbol ucapan syukur warga Sarangan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas limpahan rahmat dan berkah selama satu tahun penuh. "Setiap tahun kami selalu menggelar acara ini, yakni setiap bulan Ruwah menjelang Ramadhan. Selain untuk bersyukur kepada Tuhan, melalui acara adat ini, kami juga ingin memohon agar Telaga Sarangan tetap lestari dan warganya hidup sejahtera," ujar sesepuh Kelurahan Sarangan Sunarto kepada wartawan. Menurut dia, ritual larung sesaji ini merupakan acara puncak dari upacara adat bersih desa masyarakat di sekitar Telaga Sarangan menjelang memasuki bulan suci Ramadhan. "Dengan bersih desa, warga Sarangan dipersiapkan untuk menerima bulan suci Ramadhan. Selain itu, juga sebagai bentuk sujud syukur atas limpahan berkah dari Tuhan Yang Maha Kuasa. Tradisi ini juga dilakukan agar warga Sarangan terhindar dari marabahaya dan bencana," kata Sunarto. Guna menarik pengunjung objek wisata Telaga Sarangan, warga kelurahan sekitar bekerja sama dengan Pemerintah Kabupaten Magetan, mengemas upacara tradisional ini dengan tampilan seapik mungkin. Yakni dengan menggunakan busana adat yang dipadukan dengan Batik Pring Sedapur dan hiburan kesenian Reog Ponorogo. Prosesi larung sesaji diawali dengan kirab tumpeng Gono Bahu dari Kantor Kelurahan Sarangan menuju panggung di pinggir Telaga Sarangan. Tumpeng raksasa setinggi 2,5 meter ini diperkirakan menghabiskan beras sebanyak 50 Kg. Usai pembacaan doa, tumpeng sesaji kemudian dilabuh mengelilingi Telaga Sarangan dengan menggunakan kapal motor. Setelah sampai di tengah telaga, tumpeng dilarung atau ditenggelamkan. Bupati Magetan Sumantri yang memimpin langsung acara ini menyatakan, larung sesaji masyarakat Sarangan ini telah menjadi ikon budaya Magetan. Selain menjadi adat istiadat warga Sarangan jelang bulan Ramadhan, larung sesaji telah menjadi wisata budaya Kabupaten Magetan. "Sehingga, pelaksanaan larung sesaji Tumpeng Gono Bahu di Telaga Sarangan ini, selain untuk melestarikan budaya, juga untuk mendongkrak bidang kepariwisataan di Magetan pada umumnya," kata Bupati Sumantri. Menurut dia, dengan digelarnya ritual larung sesaji diharapkan dapat meningkatkan kunjungan wisatawan ke Telaga Sarangan. Semakin banyak wisatawan yang berkunjung ke Sarangan, maka semakin bertambah pula pendapatan penduduk di sekitar Telaga Sarangan. Data Dinas Pariwisata, Kebudayaan, Pemuda dan Olahraga, Kabupaten Magetan, mencatat, jumlah kunjungan wisatawan ke daerah Magetan selama tahun 2010, mencapai 476.000 orang. Ditargetkan pada tahun 2011 terjadi peningkatan kunjungan wisata hingga 20 persen dari jumlah tahun sebelumnya.

Pewarta:

Editor : Masuki M. Astro


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2011