Bengkulu - Wahana Lingkungan Hidup (Walhi) menilai, kematian gajah liar di Bengkulu sampai saat ini belum ada tersangkanya, sedangkan penyelidikan terus dilakukan aparat kepolisian termasuk penyidik sipil Balai Konservasi Sumber Daya Alam setempat.
"Kami merasa gerah akan kematian gajah yang dilindungi itu, dengan demikian minta keseriusan penyidik dalam mengungkap pelakunya," kata Direktur Eksekutif Wahana Lingkungan Hidup (Walhi) Bengkulu Zenzi Suhendi, Sabtu.
Bila penyidik serius dalam mengungkap kematian gajah itu dipastikan bisa menjerat pelaku dibalik pembunuhan massal gajah Bengkulu tersebut karena di sekitar kawasan pusat Latihan Gajah (PLG) Seblat terdapat perkebunan besar dan perusahaan tambang batu bara dan emas.
Ia menduga, kematian gajah liar itu ada kaitannya untuk menurunkan status kawasan PLG menjadi hutan produksi yang bisa dikonversi dari setatusnya saat ini sebagai kawasan hutan produksi dengan fungsi khusus.
Dikawatirkan dalam kawasan PLG itu sudah ada izin pertambangan batu bara atau emas karena ada rencana Pemprov Bengkulu akan mengurangi kawasan PLG seluas 750 hektare tahun ini dan sedang bertarung di Kementerian Kehutanan sekarang ini.
Tidak hanya itu kawasan hutan produksi Air Rami juga sudah dikavling-kavling Pemrov Bengkulu untuk diberikan izin Hak Pengusahaan Hutan (HPH) PT Api, sedangkan kawasan itu merupakan hutan pembatas dengan taman Nasional Krinci Seblat sebagai paru-paru dunia.
"Kami tetap mengawal perundingan di Kementerian Kehutanan untuk menurunkan kawasan hutan di Bengkulu melalui perubahan tata ruang wilayah diusulkan seluas 99 ribu hektare tahun 2008," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2011
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2011