Pemerintah Kota Kediri terus menggencarkan gerakan untuk pencegahan kasus stunting di wilayah setempat sehingga dapat tertangani dengan baik.
Ketua TP PKK Kota Kediri Ferry Silviana Abdullah Abu Bakar di Kediri, Rabu, mengemukakan pentingnya edukasi tentang kesehatan ibu dan anak, sebagai upaya mencegah stunting.
"Tidak hanya ibu-ibu yang memiliki persoalan tumbuh kembang pada anak atau bahkan sudah jatuh ke jurang stunting saja yang belajar, namun kita semua yang berada di garis depan pencegahan stunting harus belajar," katanya.
Ia mengatakan penanganan stunting menjadi krusial. Isu ini dalam beberapa tahun ke belakang stunting menjadi perhatian pemerintah.
Menurut dia, anggapan-anggapan yang keliru mengenai stunting harus dihilangkan. Pengetahuan-pengetahuan baru tentang stunting ini harus dipelajari.
Bunda Fey, sapaan akrabnya, menambahkan TP PKK Kota Kediri juga melakukan monitoring langsung kepada ibu hamil risiko tinggi di Kota Kediri. Dalam kunjungan tersebut, masih banyak ditemukan persoalan ibu-ibu dengan tumbuh kembang anak yang kurang baik.
Ia menjelaskan, temuan-temuan seperti itu harus segera ditangani. Untuk itu, edukasi pada ibu hamil maupun yang risiko tinggi harus selalu diberikan termasuk sosialisasi mengenai pemberian ASI ekslusif.
"Saya juga sekolah konselor ASI, lalu saya terapkan saat berkunjung ke rumah warga. Ternyata masih banyak persoalan anak yang tidak mendapat ASI eksklusif. Belum lagi kami membereskan tentang masalah stunting. Ini tugas bagi kita semua," ujar dia.
Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan Kota Kediri dokter Fauzan Adima mengatakan data stunting Kota Kediri menurut data dari Pencatatan Dan Pelaporan Gizi Berbasis Masyarakat (PPGM) sebesar 7,7 persen sedangkan menurut data Studi Status Gizi Indonesia (SSGI) sebesar 14,3 persen.
Ia mengatakan, sesuai dengan target dari Wali Kota Kediri, diharapkan kasus stunting itu bisa ditekan semaksimal mungkin.
Menurut dia, sinergi antara PKK dan Dinas Kesehatan Kota Kediri harus selalu terjadi demi nantinya lahir anak-anak yang tumbuh kembangnya baik.
"Ini selaras dengan apa yang dicanangkan pemerintah sesuai dengan instruksi Presiden dan Wali Kota Kediri, bahwa pemberian pangan untuk balita dan anak tidak berupa biskuit namun dalam bentuk bahan-bahan olahan yang memenuhi standar gizi," kata dia.
Sementara itu, dr. Tan Shot Yen yang hadir dalam acara yang digelar PKK dan Dinas Kesehatan Kota Kediri itu mengungkapkan senang bisa berbagi ilmu di Kota Kediri.
"Kami berharap semakin banyak orang yang paham mengenai stunting dan bagaimana cara pencegahannya. Ibu Wali Kota keren. Beliau adalah konselor ASI yang terlatih dan bersertifikat. Saya yakin beliau sudah mengupayakan semuanya untuk perempuan dan anak di Kota Kediri," tuturnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2023
Ketua TP PKK Kota Kediri Ferry Silviana Abdullah Abu Bakar di Kediri, Rabu, mengemukakan pentingnya edukasi tentang kesehatan ibu dan anak, sebagai upaya mencegah stunting.
"Tidak hanya ibu-ibu yang memiliki persoalan tumbuh kembang pada anak atau bahkan sudah jatuh ke jurang stunting saja yang belajar, namun kita semua yang berada di garis depan pencegahan stunting harus belajar," katanya.
Ia mengatakan penanganan stunting menjadi krusial. Isu ini dalam beberapa tahun ke belakang stunting menjadi perhatian pemerintah.
Menurut dia, anggapan-anggapan yang keliru mengenai stunting harus dihilangkan. Pengetahuan-pengetahuan baru tentang stunting ini harus dipelajari.
Bunda Fey, sapaan akrabnya, menambahkan TP PKK Kota Kediri juga melakukan monitoring langsung kepada ibu hamil risiko tinggi di Kota Kediri. Dalam kunjungan tersebut, masih banyak ditemukan persoalan ibu-ibu dengan tumbuh kembang anak yang kurang baik.
Ia menjelaskan, temuan-temuan seperti itu harus segera ditangani. Untuk itu, edukasi pada ibu hamil maupun yang risiko tinggi harus selalu diberikan termasuk sosialisasi mengenai pemberian ASI ekslusif.
"Saya juga sekolah konselor ASI, lalu saya terapkan saat berkunjung ke rumah warga. Ternyata masih banyak persoalan anak yang tidak mendapat ASI eksklusif. Belum lagi kami membereskan tentang masalah stunting. Ini tugas bagi kita semua," ujar dia.
Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan Kota Kediri dokter Fauzan Adima mengatakan data stunting Kota Kediri menurut data dari Pencatatan Dan Pelaporan Gizi Berbasis Masyarakat (PPGM) sebesar 7,7 persen sedangkan menurut data Studi Status Gizi Indonesia (SSGI) sebesar 14,3 persen.
Ia mengatakan, sesuai dengan target dari Wali Kota Kediri, diharapkan kasus stunting itu bisa ditekan semaksimal mungkin.
Menurut dia, sinergi antara PKK dan Dinas Kesehatan Kota Kediri harus selalu terjadi demi nantinya lahir anak-anak yang tumbuh kembangnya baik.
"Ini selaras dengan apa yang dicanangkan pemerintah sesuai dengan instruksi Presiden dan Wali Kota Kediri, bahwa pemberian pangan untuk balita dan anak tidak berupa biskuit namun dalam bentuk bahan-bahan olahan yang memenuhi standar gizi," kata dia.
Sementara itu, dr. Tan Shot Yen yang hadir dalam acara yang digelar PKK dan Dinas Kesehatan Kota Kediri itu mengungkapkan senang bisa berbagi ilmu di Kota Kediri.
"Kami berharap semakin banyak orang yang paham mengenai stunting dan bagaimana cara pencegahannya. Ibu Wali Kota keren. Beliau adalah konselor ASI yang terlatih dan bersertifikat. Saya yakin beliau sudah mengupayakan semuanya untuk perempuan dan anak di Kota Kediri," tuturnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2023