Tiwul adalah makanan jadul (zaman dulu) yang terbuat dari singkong atau ketela pohon. Kendati jadul, pesona makanan ini tak terlewatkan zaman. Terbukti makanan ini tetap digemari masyarakat.

Di beberapa daerah, tiwul masih menjadi makanan utama sehari-hari selain beras. Makanan ini juga tinggi karbohidrat namun rendah gula. Sehingga lebih sehat.

Di Kabupaten Kediri, makanan ini pun tetap digemari. Makanan ini juga diolah sedemikian rupa sehingga semakin ada pilihan bagi yang menikmatinya, salah satunya adalah digoreng.

Tiwul goreng banyak ditemukan sebagai kuliner di kabupaten ini. Salah satunya di sentra kuliner Desa Selopanggung, Kecamatan Semen. Lokasinya ada di perbukitan Gunung Wilis (2.563 meter di atas permukaan laut).

Kafe-kafe di  sentra kuliner ini mayoritas menyajikan kuliner tiwul goreng. Sembari menikmati pemandangan alam, menikmati kuliner ini membuat cita rasa tiwul goreng semakin nikmat.

Menikmati tiwul goreng ini, dari tiwul yang sudah diolah terlebih dahulu, dimasak dengan bumbu-bumbu seperti bawang putih, bawang merah, cabai, hingga matang.

Di atasnya ditambahi pelengkap seperti telur ayam serta kerupuk dan taburan bawang merah. Sedap sekali rasanya.

Harga satu porsi tiwul goreng juga cukup terjangkau. Hanya Rp8 ribu satu porsi tinggal menghitung lauk yang diinginkan. Terjangkau bukan....

Kini, Pemerintah Kabupaten Kediri juga telah berhasil mencatatkan kuliner sego tiwul atau nasi tiwul ke Kementerian Hukum dan HAM sehingga kementerian itu menerbitkan Surat Pencatatan Inventarisasi Kekayaan Intelektual Komunal Ekspresi Budaya Tradisional. 

Dina, sala seorang penikmat tiwul goreng, mengaku menyukai kuliner ini. Rasa nasi tiwul dipadankan dengan gurihnya bumbu nasi goreng, menjadi nikmat untuk disantap.

"Rasanya enak, gurih. Ini cita rasa baru. Kalau biasanya tiwul kan dipadu dengan sayur dan lauk ikan, ini dijadikan nasi goreng. Tetap enak rasanya," kata Dina, warga Kabupaten Kediri ini. 

Pewarta: Asmaul Chusna

Editor : Fiqih Arfani


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2023