Surabaya - Wakil Presiden (Wapres) dijadwalkan membuka Kongres Persatuan Guru Nahdlatul Ulama (Pergunu) di Pesantren Amanatul Ummah, Desa Kembangbelor, Kecamatan Pacet, Kabupaten Mojokerto, Jawa Timur, 23 Juli. "Kongres Pergunu yang berlangsung selama dua hari (23-24/7) itu diikuti sekitar 1.500 guru dan 500-an peninjau dari seluruh Indonesia," kata anggota panitia pengarah Kongres Pergunu, H Saiful Hambali, kepada ANTARA di Surabaya, Jumat. Hingga Jumat (22/7) siang, katanya, peserta yang sudah datang ke Mojokerto antara lain peserta dari Aceh, Bengkulu, Batam, Kalbar, Makassar, Irian Jaya, NTB, dan sebagainya. "Insya-Allah, Wapres akan membuka Kongres Pergunu pada Sabtu (23/7) pukul 10.00 WIB dengan didampingi Gubernur Jatim, kemudian sidang pleno dimulai pada pukul 14.00 WIB dengan diisi pengarahan Mendiknas, Menakertrans, dan Ketua Umum PP Muslimat NU Hj Khofifah Indar Parawansa," katanya. Setelah itu, kata Ketua I PW Pergunu Jawa Timur itu, agenda kongres akan dilanjutkan dengan sidang komisi untuk memilih pengurus baru, menetapkan program kerja Pergunu untuk periode berikutnya, dan rekomendasi terkait masalah pendidikan. "Kami akan membahas rencana kerja tentang peningkatan kualitas sumber daya manusia pendidik atau guru, khususnya dalam menyikapi merosotnya pendidikan karakter bangsa dan maraknya pendidikan radikalisme di sekolah," katanya. Menurut dia, Kongres Pergunu di Mojokerto itu merupakan kongres pertama setelah Pergunu mengalami "mati suri" dan sejak Muktamar NU di Makassar (2010) telah memasukkan kembali Pergunu sebagai salah satu badan otonom (banom) NU. "Pergunu sudah berdiri sejak tahun 1952, lalu menjadi banom NU pada tahun 1958, tapi akhirnya 'mati suri' akibat upaya pemerintah 'memeti-eskan' organisasi guru untuk disatukan ke dalam PGRI, sehingga pendidikan karakter dan pendidikan agama yang rahmatan lil alamin pun hilang," katanya. Oleh karena itu, kata dosen IAIN Sunan Ampel Surabaya itu, Kongres Pergunu di Mojokerto akan menjadi momentum kebangkitan Pergunu setelah ada pengakuan lagi sebagai banom NU dalam Muktamar ke-32 NU di Makassar, Maret 2010, sekaligus membangkitkan lagi pendidikan karakter di sekolah. Ditanya tentang kandidat Ketua Umum PP Pergunu dalam Kongres di Mojokerto itu, ia mengaku kandidat yang muncul hingga kini masih satu nama yakni Dr KH Asep Syaifuddin Chalim MA yang berjasa "menghidupkan" Pergunu sejak tahun 2002 atau 3-4 tahun pascareformasi. "Kami belum tahu nama kandidat lain yang muncul, tapi hal yang terpenting bukanlah siapa yang memimpin, tapi bagaimana para guru di lingkungan NU dapat berkiprah untuk bangsa dan negara, apalagi tantangan global bukan tantangan yang ringan," katanya.

Pewarta:

Editor : Endang Sukarelawati


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2011