Puluhan peserta didik dari SMP Barunawati Surabaya melakukan kegiatan pembelajaran luar kelas tentang praktik pemilahan dan pengolahan sampah di Kampung Edukasi Sampah, di Sekardangan Sidoarjo, Kamis.

Pembelajaran luar kelas sendiri merupakan upaya mengarahkan siswa untuk melakukan aktivitas yang melibatkan siswa secara langsung dengan lingkungan sekitar mereka, sesuai dengan materi yang diajarkan.

Kader Lingkungan Kampung Edukasi Sampah Retno Mulyo mengatakan, pihaknya mengapresiasi kegiatan yang dilakukan SMP Barunawati Surabaya yang telah ikut peduli terhadap pendidikan karakter siswanya dengan mengajak peserta didiknya untuk dikenalkan kepedulian lingkungan sejak dini dengan melakukan praktik pemilahan dan pengolahan sampah.

"Para siswa langsung berinteraksi dan praktik bagaimana melakukan pemilahan sampah. Selanjutnya mereka juga mampu mempraktikkan dalam pengolahan sampah dengan berbagai metode, baik melalui pengomposan untuk sampah organik maupun memanfaatkan sampah anorganik agar menjadi lebih berharga," katanya.

Kepala Sekolah SMP Barunawati Surabaya Marina Kurniasari mengatakan bahwa kegiatan outing kelas tersebut merupakan rangkaian kegiatan tengah semester untuk menambah pengetahuan dan kecintaan siswa kepada alam sekitarnya.

“Kegiatan ini juga mengurangi kejenuhan mereka dalam belajar sehingga tidak hanya belajar di dalam kelas, tapi bisa menerima informasi maupun materi dari luar lingkungan kelas," katanya. 

Dengan kegiatan ini, kata dia, siswa diharapkan semakin bertambah kepedulian terhadap alam sekitar.

"Sehingga, pada saat mereka akan membuang sampah sembarangan mereka tahu dampak apa yang bisa terjadi pada saat mereka membuang sampah tidak pada tempatnya," ucapnya.

Marina menyebutkan, jika dilihat dari jumlah sampah plastik yang ada di sekolah, beberapa waktu lalu, SMP Barunawati Surabaya telah melakukan Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5) yang direalisasikan dalam bentuk “ecobrick” untuk mengurangi sampah plastik di sekolah. 

"Kami ajak para siswa ke Kampung Edukasi Sampah untuk belajar bersama praktik pengolahan sampah di lokasi. Sehingga, mereka mampu mendapat pengetahuan dan ilmu tambahan bagaimana cara mengelola sampah supaya sampah menjadi lebih bermanfaat. Dengan demikian tidak ada lagi sampah yang dibuang namun akan menjadi manfaat untuk lingkungan sekitarnya," katanya.

Pegiat lingkungan Kampung Edukasi Sampah Edi Priyanto mengatakan pembelajaran tentang pengelolaan sampah sangat berkaitan erat dengan karakter dan kebiasaan.

Sehingga, kata dia, sudah semestinya sejak usia dini dan remaja, anak-anak harus mulai diajarkan, dengan dibiasakan dan diberi contoh untuk membuang sampah pada tempatnya. Namun, akan lebih bagus lagi apabila anak juga diajarkan bagaimana melakukan pemilahan dan pengolahan sampah.

"Setiap sekolah alangkah baiknya menyediakan tiga tempat sampah yang berbeda, yaitu untuk sampah organik, anorganik dan sampah (Barang Berbahaya dan Beracun) B3, sehingga anak-anak bisa langsung mempraktikkan," katanya.

Ia mengakui, memang bukan hal yang mudah untuk mengajarkan anak-anak untuk memilah dan membuang sampah sesuai jenisnya.

"Namun, paling tidak anak-anak diberikan pemahaman kemana harus membuang sisa makanan, sampah kertas dan plastik serta lampu atau batere bekas. Tidak kalah pentingnya lagi adalah membutuhkan peran serta dari keluarga dan lingkungan rumah sehingga mampu membiasakan anak dalam membuang sampah dengan benar dan tepat," ucapnya.

Pewarta: Indra Setiawan

Editor : Fiqih Arfani


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2023