Bojonegoro - Kapolres Bojonegoro, Jawa Timur (Jatim) AKBP Widodo menilai Jalan Raya Padangan Bojonegoro-Ngawi, yang menjadi lokasi kecelakaan maut, merupakan jalur berbahaya karena penuh dengan tikungan dan tanjakan tajam, dengan lebar jalan yang sempit. "Jalur Padangan-Ngawi, memang jalur 'tengkorak', cukup membahayakan sehingga kendaraan berat yang melaluinya harus dalam kondisi prima untuk menghindari kecelakaan," katanya di Bojonegoro, Kamis. Namun, menurut dia, lebar jalan di jalur Padangan-Ngawi itu hanya berkisar delapan meter atau merupakan batas minimal lebar jalan untuk dilalui kendaraan berat sehingga perlu tingkat kewaspadaan tinggi. Ia mencontohkan, kendaraan berat bermuatan semen yang mengalami kecelakaan beruntun dengan sejumlah kendaraan di jalur itu di Desa Sumberrejo, Kecamatan Margomulyo, dua hari yang lalu, sangat tidak layak jalan. "Selain kelebihan muatan, juga kondisi rem kendaraan pengangkut semen itu tidak berfungsi," ungkapnya. Dugaan sementara, menurut dia, terjadinya kecelakaan tersebut, akibat remnya blong ketika, melewati jalur yang menurun, karena rem tidak berfungsi, akhirnya menimbulkan kecelakaan. Dalam kecelakaan itu, mengakibatkan 16 orang penonton ketoprak tewas, 10 orang lainnya menderita luka berat dan tiga orang menderita luka ringan. "Sepanjang kendaraan berat berjalan perlahan, bisa lebih aman," katanya menambahkan. Ia mengatakan, idealnya jalur jalan raya di Padangan-Ngawi dilebarkan menjadi 12 meter, sebab selama ini jalur jalan itu, bagi kendaraan yang akan berpapasan harus ekstra hati-hati, karena sempit. Sementara ini, lanjutnya, pengemudi truk semen nomor L-8286-UH yaitu, Durachman (38), warga Jenu, Tuban, masih menjalani pemeriksaan intensif di mapolres dan statusnya ditetapkan sebagai tersangka. Sedangkan pengemudi truk semen tangki dengan nomor L-8415-UN, Nasruloh (40), asal Jombang, hanya sebagai saksi. "Keduanya masih kami mintai keterangan," ucapnya. ANTARA yang menelusuri jalur Jalan Raya Padangan-Ngawi, sepanjang 36 kilometer, harus melalui jalan yang kondisinya berbeda, mulai jalan mulus dan jalan yang rusak. Sepanjang jalan raya dari Ngawi menuju Bojonegoro, masuk di Kecamatan Margomulyo, yang panjangnya berkisar 10 kilometer, kondisinya mulus. Berbeda dengan jalan raya yang masuk wilayah Bojonegoro, mulai Kecamatan Margomulyo ke arah Padangan, sekitar 25 kilometer, kondisi jalannya bergelombang dan penuh lubang, sama sekali belum ada perbaikan. Selain itu sejumlah jembatan di wilayah Bojonegoro terlihat rusak. Persamaannya, di sepanjang jalur jalan raya Padangan-Ngawi tersebut, terutama sepanjang 10 kilometer, sedikitnya ada tujuh lokasi jalan yang menurun dan menanjak, cukup tajam dengan jalan yang berliku-liku. "Seringkali terjadi kendaraan berat yang melalui jalan raya Margomulyo ke arah Ngawi, yang berjalan mundur kembali karena tidak bisa naik," kata seorang warga di Desa Margomulyo, Kecamatan Margomulyo, Didik mengungkapkan.

Pewarta:

Editor : Chandra Hamdani Noer


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2011