Pemerintah Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur, kembali ditetapkan sebagai kabupaten terinovatif nomor satu se-Indonesia di ajang "Innovative Government Award 2022" oleh Kementerian Dalam Negeri.
Penyerahan penghargaan kabupaten terinofatif "Innovative Government Award 2022" ini diserahkan langsung oleh Menteri Dalam Negeri, M Tito Karnavian kepada Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani di Jakarta, Jumat.
"Inovasi memang menjadi kunci di tengah beragam tantangan. Tadi, Pak Mendagri menyampaikan kalau daerah tak berinovasi, hanya business as usual, akan sulit mengakselerasi diri," ujar Bupati Ipuk dalam keterangannya.
Dia mengemukakan, inovasi Banyuwangi terdiri atas inovasi digital dan nondigital. Inovasi terbentang mulai sektor UMKM, pariwisata, pendidikan, hingga kesehatan. Penilaian dilakukan oleh tim independen yang terdiri atas kementerian terkait, akademisi, hingga media massa. Selain itu, juga dilakukan secara bertahap. Mulai dari paparan sampai dengan tinjau lapangan.
"Kami di Banyuwangi terus menjaga budaya inovasi. Bukan untuk gaya, tapi kami benar-benar pilih inovasi yang berdampak. Apa dampaknya? Ke indikator-indikator kesejahteraan sosial ekonomi, ada kemiskinan, IPM, dan sebagainya," katanya.
Ipuk memaparkan sejumlah dampak inovasi yang digeber, di antaranya pertumbuhan ekonomi Banyuwangi yang melesat. Setelah tercatat minus 3,58 persen pada 2020 karena tergerus pandemi, tahun 2021 tumbuh menjadi 4,08 persen.
Begitu pula dengan pendapatan perkapita yang tahun 2020 yang berada di angka Rp47,57 juta, tahun 2021 menjadi Rp49,99 juta.
Dampaknya juga terasa penurunan kemiskinan. Berdasarkan data BPS, kemiskinan di Banyuwangi pada 2022 berkurang dari 8,07 persen menjadi 7,51 persen. Ini merupakan capaian angka kemiskinan terendah dalam sejarah Banyuwangi. Hal ini juga diiringi dengan penurunan angka pengangguran terbuka yang tersisa 5,26 persen pada 2022.
Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Banyuwangi juga mengalami peningkatan. Pada 2020 berada dinilai 70,62 dan meningkat cukup signifikan pada 2022, bahkan tercatat sebagai peningkatan tertinggi di Jawa Timur, pada angka 71,94.
"Tahun 2022, Banyuwangi telah bebas status desa berkembang. Jangankan desa tertinggal, desa berkembang alhamdulillah sudah tidak ada. Semuanya sudah naik status menjadi desa kategori maju dan mandiri yang ditetapkan oleh Kementerian Desa. Bahkan, dua desa Banyuwangi masuk dalam 10 besar nasional desa terbaik, desa dengan Indeks Desa Membangun (IDM) tertinggi di Indonesia," ucap Ipuk.
Beragam inovasi dan keberhasilan ini berkat kerja keras dan kolaborasi semua pihak. Pemerintah, masyarakat, dan seluruh pemangku kepentingan.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2022
Penyerahan penghargaan kabupaten terinofatif "Innovative Government Award 2022" ini diserahkan langsung oleh Menteri Dalam Negeri, M Tito Karnavian kepada Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani di Jakarta, Jumat.
"Inovasi memang menjadi kunci di tengah beragam tantangan. Tadi, Pak Mendagri menyampaikan kalau daerah tak berinovasi, hanya business as usual, akan sulit mengakselerasi diri," ujar Bupati Ipuk dalam keterangannya.
Dia mengemukakan, inovasi Banyuwangi terdiri atas inovasi digital dan nondigital. Inovasi terbentang mulai sektor UMKM, pariwisata, pendidikan, hingga kesehatan. Penilaian dilakukan oleh tim independen yang terdiri atas kementerian terkait, akademisi, hingga media massa. Selain itu, juga dilakukan secara bertahap. Mulai dari paparan sampai dengan tinjau lapangan.
"Kami di Banyuwangi terus menjaga budaya inovasi. Bukan untuk gaya, tapi kami benar-benar pilih inovasi yang berdampak. Apa dampaknya? Ke indikator-indikator kesejahteraan sosial ekonomi, ada kemiskinan, IPM, dan sebagainya," katanya.
Ipuk memaparkan sejumlah dampak inovasi yang digeber, di antaranya pertumbuhan ekonomi Banyuwangi yang melesat. Setelah tercatat minus 3,58 persen pada 2020 karena tergerus pandemi, tahun 2021 tumbuh menjadi 4,08 persen.
Begitu pula dengan pendapatan perkapita yang tahun 2020 yang berada di angka Rp47,57 juta, tahun 2021 menjadi Rp49,99 juta.
Dampaknya juga terasa penurunan kemiskinan. Berdasarkan data BPS, kemiskinan di Banyuwangi pada 2022 berkurang dari 8,07 persen menjadi 7,51 persen. Ini merupakan capaian angka kemiskinan terendah dalam sejarah Banyuwangi. Hal ini juga diiringi dengan penurunan angka pengangguran terbuka yang tersisa 5,26 persen pada 2022.
Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Banyuwangi juga mengalami peningkatan. Pada 2020 berada dinilai 70,62 dan meningkat cukup signifikan pada 2022, bahkan tercatat sebagai peningkatan tertinggi di Jawa Timur, pada angka 71,94.
"Tahun 2022, Banyuwangi telah bebas status desa berkembang. Jangankan desa tertinggal, desa berkembang alhamdulillah sudah tidak ada. Semuanya sudah naik status menjadi desa kategori maju dan mandiri yang ditetapkan oleh Kementerian Desa. Bahkan, dua desa Banyuwangi masuk dalam 10 besar nasional desa terbaik, desa dengan Indeks Desa Membangun (IDM) tertinggi di Indonesia," ucap Ipuk.
Beragam inovasi dan keberhasilan ini berkat kerja keras dan kolaborasi semua pihak. Pemerintah, masyarakat, dan seluruh pemangku kepentingan.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2022