Bank Indonesia terus memberikan dukungan pariwisata di Banyuwangi, Jawa Timur, salah satu bentuk BI menggandeng Perpustakaan Nasional Republik Indonesia menerbitkan buku berjudul "Merekam Jejak Budaya Osing Kemiren".

Buku ini merangkum tentang keragaman budaya dan tradisi masyarakat Osing di Desa Kemiren, Kecamatan Glagah. Desa adat ini sengaja dipilih karena mampu bertransformasi menjadi destinasi wisata unggulan.

"Kami ucapkan terima kasih atas dukungan BI terhadap pengembangan desa adat wisata di Banyuwangi. Semoga kegiatan ini bisa berdampak peningkatan mutu desa-desa wisata di Indonesia, termasuk yang ada di Banyuwangi," ujar Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani di Banyuwangi, Rabu.

Sejak 12 tahun terakhir, kata dia, Banyuwangi telah memilih pariwisata sebagai payung untuk menggerakkan perekonomian. Dengan mengusung konsep ecotourism, Banyuwangi terus konsisten merawat kearifan lokal sebagai daya tarik pariwisata.

Menurut Ipuk, pemkab merangkul seniman dan budayawan untuk bersama-sama mengembangkan pariwisata dan sekaligus tetap menjaga adat istiadat.

Dia mencontohkan tentang kebijakan Banyuwangi dalam mengeluarkan izin pembangunan hotel yang menjadi salah satu prasarana wisata. Unsur-unsur lokalitas harus terlihat menonjol dalam gedung dan pengelolaannya.

"Setiap pembangunan hotel atau gedung, kami juga wajibkan untuk tetap mengusung kearifan lokal. Ini cara kami merawat budaya di tengah gempuran kemajuan peradaban," tutur Ipuk.

Acara bertajuk Festival Literasi ini juga diisi dengan diskusi tentang pengelolaan desa wisata berbasis adat. Adapun narasumber yang dihadirkan antara lain tokoh adat Desa Kemiren, Desa Panglipuran (Bali), Desa Kanekes Baduy (Provinsi Banten) dan tokoh adat Kampung Naga Jawa Barat. Selain itu, ada pula Pimpinan Redaksi Perpusnas Press, Edi Wiyono dan Ahli Etnografi Kebudayaan Indonesia, Dr. Pande Mada Kutanegara.

Pewarta: Novi Husdinariyanto

Editor : Didik Kusbiantoro


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2022