Dinas Kesehatan Kota Kediri, Jawa Timur, menemukan sebanyak 1.026 kasus TBC baru dari pendataan yang dilakukan awal tahun hingga 9 Desember 2022.
Kepala Dinas Kesehatan Kota Kediri dokter Fauzan Adima mengemukakan dari temuan 1.026 kasus baru itu, 997 kasus TBC sensitif obat dan 29 kasus merupakan TBC resistan (kebal) obat.
"Jumlah ini telah mendekati target temuan Kota Kediri, yaitu 86 persen dari 90 persen atau 1.185 kasus," kata Fauzan Adima di Kediri, Senin.
Ia mengatakan jumlah target tersebut telah ditentukan oleh Pemerintah Pusat untuk menuntaskan kasus TBC di Indonesia pada tahun 2030.
"Semakin banyak kami dapat menemukan penderita TBC dan dapat melakukan investigasi kontak pada orang-orang terdekat pasien, akan dapat mencegah adanya penderita TBC baru. Ini akan sangat membantu dalam menuntaskan kasus TBC di Kota Kediri dan Indonesia," ujar dia.
Selain menemukan penderita TBC baru, Fauzan mengatakan salah satu program Dinkes Kota Kediri yang masih diupayakan untuk ditingkatkan saat ini adalah program Terapi Pencegahan Tuberkulosis (TPT).
Program TPT ini sebagai program pencegahan TBC pada orang-orang yang dimungkinkan tertular TBC dari orang di sekitarnya, namun melalui hasil screening dinyatakan tidak tertular TBC.
"Mereka-mereka ini seharusnya tetap diberikan pengobatan untuk mencegah jika saja sebenarnya sudah tertular tapi memang masih belum terdeteksi," kata dia.
Ia mengakui tidak semua masyarakat yang melakukan kontak erat dengan pasien TBC mau melakukan pengobatan. Namun, dinkes tetap berupaya semaksimal mungkin agar masyarakat mau memeriksakan diri.
"Di sinilah tantangan terbesar pada program TPT ini, karena tidak semua masyarakat yang melakukan kontak erat dengan pasien TBC mau menjalani pengobatan. Mereka merasa saat ini sehat dan tidak ada gejala TBC," kata dia.
Pihaknya juga telah menggelar rapat koordinasi program P2 TBC bersama PKK Kota Kediri. Melalui rapat koordinasi tersebut diharapkan anggota PKK Kota Kediri juga dapat mengimbau masyarakat untuk melakukan pemeriksaan jika memiliki gejala TBC dan bagi masyarakat yang melakukan kontak erat dengan pasien TBC dapat menjalani program TPT untuk mencegah penularan TBC.
"Pemeriksaan TBC dan program TPT dapat dilakukan di puskemas terdekat di Kota Kediri," kata dia.
Fauzan berharap para anggota PKK di kelurahan dan kecamatan dapat menjadi penggerak dan motivator bagi kader kilisuci dalam melaksanakan tugas-tugasnya untuk mencegah dan menemukan kasus TBC di Kota Kediri.*
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Dinkes Kediri: Temuan TBC selama 2022 capai 1.026 kasus
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2022
Kepala Dinas Kesehatan Kota Kediri dokter Fauzan Adima mengemukakan dari temuan 1.026 kasus baru itu, 997 kasus TBC sensitif obat dan 29 kasus merupakan TBC resistan (kebal) obat.
"Jumlah ini telah mendekati target temuan Kota Kediri, yaitu 86 persen dari 90 persen atau 1.185 kasus," kata Fauzan Adima di Kediri, Senin.
Ia mengatakan jumlah target tersebut telah ditentukan oleh Pemerintah Pusat untuk menuntaskan kasus TBC di Indonesia pada tahun 2030.
"Semakin banyak kami dapat menemukan penderita TBC dan dapat melakukan investigasi kontak pada orang-orang terdekat pasien, akan dapat mencegah adanya penderita TBC baru. Ini akan sangat membantu dalam menuntaskan kasus TBC di Kota Kediri dan Indonesia," ujar dia.
Selain menemukan penderita TBC baru, Fauzan mengatakan salah satu program Dinkes Kota Kediri yang masih diupayakan untuk ditingkatkan saat ini adalah program Terapi Pencegahan Tuberkulosis (TPT).
Program TPT ini sebagai program pencegahan TBC pada orang-orang yang dimungkinkan tertular TBC dari orang di sekitarnya, namun melalui hasil screening dinyatakan tidak tertular TBC.
"Mereka-mereka ini seharusnya tetap diberikan pengobatan untuk mencegah jika saja sebenarnya sudah tertular tapi memang masih belum terdeteksi," kata dia.
Ia mengakui tidak semua masyarakat yang melakukan kontak erat dengan pasien TBC mau melakukan pengobatan. Namun, dinkes tetap berupaya semaksimal mungkin agar masyarakat mau memeriksakan diri.
"Di sinilah tantangan terbesar pada program TPT ini, karena tidak semua masyarakat yang melakukan kontak erat dengan pasien TBC mau menjalani pengobatan. Mereka merasa saat ini sehat dan tidak ada gejala TBC," kata dia.
Pihaknya juga telah menggelar rapat koordinasi program P2 TBC bersama PKK Kota Kediri. Melalui rapat koordinasi tersebut diharapkan anggota PKK Kota Kediri juga dapat mengimbau masyarakat untuk melakukan pemeriksaan jika memiliki gejala TBC dan bagi masyarakat yang melakukan kontak erat dengan pasien TBC dapat menjalani program TPT untuk mencegah penularan TBC.
"Pemeriksaan TBC dan program TPT dapat dilakukan di puskemas terdekat di Kota Kediri," kata dia.
Fauzan berharap para anggota PKK di kelurahan dan kecamatan dapat menjadi penggerak dan motivator bagi kader kilisuci dalam melaksanakan tugas-tugasnya untuk mencegah dan menemukan kasus TBC di Kota Kediri.*
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Dinkes Kediri: Temuan TBC selama 2022 capai 1.026 kasus
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2022