Petani di Kabupaten Trenggalek berhasil membuat terobosan pupuk organik cair ramah lingkungan yang diolah dari bahan baku rumen kambing serta limbah organik di sekitar pemukiman.
"Pupuk organik cair dari bahan rumen atau isi perut kambing yang difermentasi dengan limbah di sekitar rumah sebagai alternatif," kata Penyuluh Pertanian Desa Wonoanti Kecamatan Gandusari, Hermawan Jatmiko, di Trenggalek, Jumat.
Selain lebih murah, pupuk organik cair berbahan rumen kambing atau isi perut kambing bercampur limbah organik sekitar rumah itu bisa dibuat dengan mudah.
Pemanfaatan pupuk organik cair ini dengan demikian dinilai ramah lingkungan. "Ada perubahan signifikan yang dirasakan para petani. Pertama, bisa menekan biaya produksi, karena pupuk dan pestisida buat sendiri lebih murah. Kemudian harga hasil produksi juga meningkat, nilai tawarnya juga lebih tinggi karena dianggap lebih sehat," katanya.
Dijelaskan, untuk membuat pupuk organik cair itu juga cukup mudah. Pertama rumen kambing ditempatkan dalam sebuah wadah gentong untuk difermentasi dengan limbah sekitar rumah, seperti limbah organik.
Setelah menjadi dekomposer, macam-macam produk turunannya itu bisa dibuat untuk pupuk organik cair maupun pestisida nabati sebagai pengendali penyakit.
"Ini bisa menjawab tantangan saat harga pupuk dan pestisida mahal. Sebenarnya petani bisa membuat pupuk dan pestisida organik sendiri di rumah. Namun, untuk sementara ini masih ditingkat kelompok tani dan Gapoktan. Padahal lebih murah. Biasanya petani membeli sarana produksi Rp60 ribu untuk satu liter. Ini kebalikannya, uang Rp60 ribu bisa buat sarana produksi 100 liter," ucapnya.
Namun, dalam praktik menggunakan pupuk organik cair dan pestisida nabati sebagai pengganti bahan kimia itu butuh kesinambungan.
Sebab pada prinsipnya pupuk cair dari rumen kambing itu ditujukan untuk memenuhi mikro organisme tanah dengan memperbaiki sifat biologi tanah yang berpengaruh terhadap tingkat kesuburan.
Pemanfaatan rumen kambing dan limbah organik sekitar rumah yang disebut sebagai Inovasi Gentong Organik Aktualisasi Petani Maju (Gentho Si Tama) dari Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Trenggalek itu sudah tersebar dan diterapkan di 40 titik kelompok tani pada tahun 2021.
Inovasi itu juga berhasil meraih top 30 kompetisi inovasi publik (Kovablik) yang diselenggarakan Pemerintah Provinsi Jawa Timur.
Penghargaan itu diserahkan langsung oleh Menteri PAN-RB M Azwar Anas kepada Wakil Bupati Trenggalek, Syah Muhamad Natanegara di Madiun, Rabu (7/12).
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2022
"Pupuk organik cair dari bahan rumen atau isi perut kambing yang difermentasi dengan limbah di sekitar rumah sebagai alternatif," kata Penyuluh Pertanian Desa Wonoanti Kecamatan Gandusari, Hermawan Jatmiko, di Trenggalek, Jumat.
Selain lebih murah, pupuk organik cair berbahan rumen kambing atau isi perut kambing bercampur limbah organik sekitar rumah itu bisa dibuat dengan mudah.
Pemanfaatan pupuk organik cair ini dengan demikian dinilai ramah lingkungan. "Ada perubahan signifikan yang dirasakan para petani. Pertama, bisa menekan biaya produksi, karena pupuk dan pestisida buat sendiri lebih murah. Kemudian harga hasil produksi juga meningkat, nilai tawarnya juga lebih tinggi karena dianggap lebih sehat," katanya.
Dijelaskan, untuk membuat pupuk organik cair itu juga cukup mudah. Pertama rumen kambing ditempatkan dalam sebuah wadah gentong untuk difermentasi dengan limbah sekitar rumah, seperti limbah organik.
Setelah menjadi dekomposer, macam-macam produk turunannya itu bisa dibuat untuk pupuk organik cair maupun pestisida nabati sebagai pengendali penyakit.
"Ini bisa menjawab tantangan saat harga pupuk dan pestisida mahal. Sebenarnya petani bisa membuat pupuk dan pestisida organik sendiri di rumah. Namun, untuk sementara ini masih ditingkat kelompok tani dan Gapoktan. Padahal lebih murah. Biasanya petani membeli sarana produksi Rp60 ribu untuk satu liter. Ini kebalikannya, uang Rp60 ribu bisa buat sarana produksi 100 liter," ucapnya.
Namun, dalam praktik menggunakan pupuk organik cair dan pestisida nabati sebagai pengganti bahan kimia itu butuh kesinambungan.
Sebab pada prinsipnya pupuk cair dari rumen kambing itu ditujukan untuk memenuhi mikro organisme tanah dengan memperbaiki sifat biologi tanah yang berpengaruh terhadap tingkat kesuburan.
Pemanfaatan rumen kambing dan limbah organik sekitar rumah yang disebut sebagai Inovasi Gentong Organik Aktualisasi Petani Maju (Gentho Si Tama) dari Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Trenggalek itu sudah tersebar dan diterapkan di 40 titik kelompok tani pada tahun 2021.
Inovasi itu juga berhasil meraih top 30 kompetisi inovasi publik (Kovablik) yang diselenggarakan Pemerintah Provinsi Jawa Timur.
Penghargaan itu diserahkan langsung oleh Menteri PAN-RB M Azwar Anas kepada Wakil Bupati Trenggalek, Syah Muhamad Natanegara di Madiun, Rabu (7/12).
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2022