Harga telur ayam di kalangan peternak Kabupaten Blitar, Jawa Timur, merangkak naik hingga mencapai Rp26.500 per kilogram, atau lebih tinggi dari harga yang ditetapkan Badan Pangan Nasional (Bapanas) Rp24.000 per kilogram.
"Mulai ada kenaikan itu sekitar 1,5 bulan lalu, dari Rp20.000 per kilogram, naik terus menjadi Rp26.000 per kilogram. Ini sudah bertahan dua pekan ini. Sekarang naik lagi menjadi Rp26.500 per kilogram," kata Sujianto, peternak ayam asal Desa Jiwut, Kecamatan Nglegok, Kabupaten Blitar, Jumat.
Ia menduga kenaikan harga ini karena meningkatnya permintaan seiring dengan banyaknya kegiatan masyarakat seperti hajatan dan menjelang Natal 2022. Kondisi itu, tentunya banyak yang membutuhkan telur ayam sebagai salah satu bahan untuk masakan.
Kepala Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Blitar Toha Mashuri mengakui saat ini harga telur ayam sudah mulai membaik di pasaran dengan harga dari kandang peternak sekitar Rp26.000 per kilogram.
"Ini harga telur ayam sudah mulai membaik. Kemarin sempat ada masalah harga telur, karena pakan naik dan saat ini harganya bagus di peternak, Rp26.000 per kilogram. Kalau dari Badan Pangan Nasional Rp24.000 per kilogram," katanya.
Ia mengatakan kenaikan harga ini tentunya menjadi penyemangat bagi peternak untuk berusaha setelah perekonomian ikut terkena imbas pandemi COVID-19.
Saat pandemi COVID-19, hampir 1/3 persen peternak menutup usahanya. Jumlah peternak yang terdata adalah sekitar 4.300 peternak yang tersebar di seluruh wilayah Kabupaten Blitar.
Hal tersebut secara langsung juga berpengaruh pada produksi telur ayam di kabupaten ini. Sebelum pandemi, produksi telur ayam bisa mencapai 1.000 ton per hari, tetapi kini hanya sekitar 350-400 ton per hari.
Pihaknya juga mendampingi para peternak di antaranya dengan memberikan pelatihan membuat pakan sendiri. Dengan itu, biaya operasional bisa ditekan.
"Kami dorong untuk peternak bisa membuat pakan sendiri agar lebih murah, tidak tergantung pakan dari pabrik. Ada pelatihannya dan peternak banyak yang membuat sendiri," kata dia.
Ia juga mengatakan produksi telur ayam dari hasil pakan buatan juga bagus, berdasarkan evaluasi yang telah dilakukan oleh Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Blitar.
Produksi telur asal Kabupaten Blitar juga dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan nasional hingga 30 persen.
Distribusi telur ayam asal Kabupaten Blitar ke berbagai daerah di Indonesia. Pemkab Blitar juga telah melakukan MoU dengan beberapa daerah termasuk dengan DKI Jakarta untuk menyuplai telur ayam. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2022
"Mulai ada kenaikan itu sekitar 1,5 bulan lalu, dari Rp20.000 per kilogram, naik terus menjadi Rp26.000 per kilogram. Ini sudah bertahan dua pekan ini. Sekarang naik lagi menjadi Rp26.500 per kilogram," kata Sujianto, peternak ayam asal Desa Jiwut, Kecamatan Nglegok, Kabupaten Blitar, Jumat.
Ia menduga kenaikan harga ini karena meningkatnya permintaan seiring dengan banyaknya kegiatan masyarakat seperti hajatan dan menjelang Natal 2022. Kondisi itu, tentunya banyak yang membutuhkan telur ayam sebagai salah satu bahan untuk masakan.
Kepala Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Blitar Toha Mashuri mengakui saat ini harga telur ayam sudah mulai membaik di pasaran dengan harga dari kandang peternak sekitar Rp26.000 per kilogram.
"Ini harga telur ayam sudah mulai membaik. Kemarin sempat ada masalah harga telur, karena pakan naik dan saat ini harganya bagus di peternak, Rp26.000 per kilogram. Kalau dari Badan Pangan Nasional Rp24.000 per kilogram," katanya.
Ia mengatakan kenaikan harga ini tentunya menjadi penyemangat bagi peternak untuk berusaha setelah perekonomian ikut terkena imbas pandemi COVID-19.
Saat pandemi COVID-19, hampir 1/3 persen peternak menutup usahanya. Jumlah peternak yang terdata adalah sekitar 4.300 peternak yang tersebar di seluruh wilayah Kabupaten Blitar.
Hal tersebut secara langsung juga berpengaruh pada produksi telur ayam di kabupaten ini. Sebelum pandemi, produksi telur ayam bisa mencapai 1.000 ton per hari, tetapi kini hanya sekitar 350-400 ton per hari.
Pihaknya juga mendampingi para peternak di antaranya dengan memberikan pelatihan membuat pakan sendiri. Dengan itu, biaya operasional bisa ditekan.
"Kami dorong untuk peternak bisa membuat pakan sendiri agar lebih murah, tidak tergantung pakan dari pabrik. Ada pelatihannya dan peternak banyak yang membuat sendiri," kata dia.
Ia juga mengatakan produksi telur ayam dari hasil pakan buatan juga bagus, berdasarkan evaluasi yang telah dilakukan oleh Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Blitar.
Produksi telur asal Kabupaten Blitar juga dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan nasional hingga 30 persen.
Distribusi telur ayam asal Kabupaten Blitar ke berbagai daerah di Indonesia. Pemkab Blitar juga telah melakukan MoU dengan beberapa daerah termasuk dengan DKI Jakarta untuk menyuplai telur ayam. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2022