Direktur Utama PT VKTR Teknologi Mobilitas (VKTR) Gilarsi W. Setijono mendesak pemerintah, para pelaku industri, akademisi dari universitas, masyarakat dan media massa untuk berkolaborasi membentuk ekosistem Electric Vehicle (EV), tujuannya meningkatkan daya saing dengan negara lain.

"Harusnya industri datang berduyun-duyun untuk berkolaborasi sehingga ekosistem EV ini segera terbangun. PLN hadir paling tidak dengan charging station meskipun kebutuhan teknologinya belum mewakili karena terus meningkat, seperti charging lebih cepat atau charging mobile," katanya saat ditemui wartawan usai mengikuti Focus Group Discussion (FGD) bertajuk "Pemetaan Potensi Membangun Industri Elektrifikasi Transportasi Indonesia", di  Politeknik Elektronika Negeri Surabaya (PENS), Selasa.

Menurut dia, kalau kolaborasi tersebut dilakukan akan membawa perkembangan ekosistem industri EV yang sangat baik.

"Kolaborasi saat FGD itu triple helix dan perlu ditingkatkan lagi menjadi penta helix yang melibatkan masyarakat dan media massa. Konteksnya untuk mendapatkan support serta education," ucapnya.

Industri EV di Indonesia bisa mengalami kemajuan dan selama regulasinya mendukung, kata pria asal Malang tersebut, maka akan terjadi lompatan yang signifikan dalam lima hingga sepuluh tahun mendatang.

"Bagaimanapun juga, industri EV harus dibangun dan dikembangkan di Indonesia. Saat ini di seluruh dunia, elektrifikasi memang menjadi salah satu yang diandalkan menjadi industri inti masa depan. Dengan syarat kolaborasi penta helix terbangun, saya yakin Indonesia bisa," ujarnya.

Sementara itu, Ketua Pusat Riset dan Inovasi Elektrifikasi Transportasi PENS Prof. Ir. Dadet Pramadihanto mengatakan industri EV sudah semestinya didukung oleh berbagai pihak, termasuk media massa yang masuk dalam putaran penta helix.

"Apalagi kalau Media massa juga mendukung mempromosikan, dengan memberikan informasi ke masyarakat maka bisa jadi untuk beralih," kata Prof Dadet, panggilan akrabnya.

Menurut dia, Indonesia masih kalah dengan negara-negara industri lainnya terutama di bidang EV.

"Jika dilihat dari negara industri lainnya kita masih ketinggalan, karena mereka sudah riset, dan Indonesia masih mau meriset, tetapi jika dibanding yang selevel dengan Indonesia ya tidak jauh-jauh amat dan tidak kalah-kalah juga. Kalau media punya kontribusi untuk mempopulerkan perkembangan industri EV, saya kira akan mempercepat proses kemajuan negara" ucapnya.(*)

Pewarta: Naufal Ammar Imaduddin

Editor : A Malik Ibrahim


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2022