Petani di Kabupaten Ngawi, Jawa Timur mengusulkan sebanyak 107.442 ton alokasi pupuk bersubsidi ke pemerintah untuk kebutuhan di tahun 2023.
Kepala Bidang Sarana dan Prasarana Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Ngawi Franky Ardian mengatakan usulan sebanyak 107.442 ton tersebut untuk alokasi dua jenis pupuk. Yakni pupuk urea dan NPK.
"Usulan itu sesuai dengan E-RDKK dari kelompok tani yang telah terdata. Terinci meliputi usulan pupuk urea sebanyak 53.819 ton dan NPK sebanyak 53.623 ton dengan luas tanam sekitar 201.561 hektare," ujar Franky Ardian di Ngawi, Selasa.
Ia menjelaskan, pupuk yang diusulkan memang hanya urea dan NPK, hal itu mendasar dari Permentan Nomor 10 tahun 2022 yang mengatur terdapat pengurangan alokasi dan jenis pupuk yang akan diterimakan ke petani.
"Yakni, mulai tahun 2023, pupuk yang disubsidi pemerintah hanya jenis urea dan NPK," kata dia.
Selain itu, alokasi pupuk subsidi hanya bisa digunakan untuk sembilan komoditas pangan pokok dan strategis. Yakni meliputi padi, jagung, kedelai, cabai, bawang merah, bawang putih, tebu rakyat, kopi, dan kakao.
Franky menambahkan, selanjutnya alokasi usulan pupuk bersubsidi yang telah diterimanya tersebut diserahkan ke Pemerintah Provinsi untuk mendapatkan persetujuan dan diteruskan ke pusat melalui aplikasi E-RDKK.
Terkait kebutuhan pupuk subsidi untuk musim tanam Oktober-Desember 2022, petani Ngawi telah mendapatkan tambahan alokasi sebanyak 14.651 ton pupuk subsidi sesuai dengan Kepmentan Nomor 05 Tahun 2022 tentang Realokasi Pupuk Bersubsidi di Sektor Pertanian Tahun Anggaran 2022. Jumlah itu terdiri urea 5.862 ton dan NPK 8.789 ton.
Para petani mengaku lega dengan adanya tambahan alokasi pupuk subsidi tersebut, sehingga dapat digunakan untuk musim tanam Oktober-Desember 2022 yang sedang berlangsung.
Adapun, sesuai data dinas terkait, jumlah kelompok tani di Kabupaten Ngawi saat ini mencapai sebanyak 1.122 kelompok.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2022
Kepala Bidang Sarana dan Prasarana Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Ngawi Franky Ardian mengatakan usulan sebanyak 107.442 ton tersebut untuk alokasi dua jenis pupuk. Yakni pupuk urea dan NPK.
"Usulan itu sesuai dengan E-RDKK dari kelompok tani yang telah terdata. Terinci meliputi usulan pupuk urea sebanyak 53.819 ton dan NPK sebanyak 53.623 ton dengan luas tanam sekitar 201.561 hektare," ujar Franky Ardian di Ngawi, Selasa.
Ia menjelaskan, pupuk yang diusulkan memang hanya urea dan NPK, hal itu mendasar dari Permentan Nomor 10 tahun 2022 yang mengatur terdapat pengurangan alokasi dan jenis pupuk yang akan diterimakan ke petani.
"Yakni, mulai tahun 2023, pupuk yang disubsidi pemerintah hanya jenis urea dan NPK," kata dia.
Selain itu, alokasi pupuk subsidi hanya bisa digunakan untuk sembilan komoditas pangan pokok dan strategis. Yakni meliputi padi, jagung, kedelai, cabai, bawang merah, bawang putih, tebu rakyat, kopi, dan kakao.
Franky menambahkan, selanjutnya alokasi usulan pupuk bersubsidi yang telah diterimanya tersebut diserahkan ke Pemerintah Provinsi untuk mendapatkan persetujuan dan diteruskan ke pusat melalui aplikasi E-RDKK.
Terkait kebutuhan pupuk subsidi untuk musim tanam Oktober-Desember 2022, petani Ngawi telah mendapatkan tambahan alokasi sebanyak 14.651 ton pupuk subsidi sesuai dengan Kepmentan Nomor 05 Tahun 2022 tentang Realokasi Pupuk Bersubsidi di Sektor Pertanian Tahun Anggaran 2022. Jumlah itu terdiri urea 5.862 ton dan NPK 8.789 ton.
Para petani mengaku lega dengan adanya tambahan alokasi pupuk subsidi tersebut, sehingga dapat digunakan untuk musim tanam Oktober-Desember 2022 yang sedang berlangsung.
Adapun, sesuai data dinas terkait, jumlah kelompok tani di Kabupaten Ngawi saat ini mencapai sebanyak 1.122 kelompok.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2022