Gubernur Khofifah Indar Parawansa mengajak warga asal atau keturunan Jawa Timur (Jatim) yang tinggal di wilayah Nangroe Aceh Darussalam untuk turut terlibat memperkuat misi dagang antar-kedua provinsi tersebut.
"Misi dagang dilaksanakan hari ini, 25 Oktober 2022. Forum silaturahim dengan warga Jatim di Nangroe Aceh Darussalam ini sengaja dihelat sebagai bagian dari penguat kegiatan misi dagang. Karena mereka ini rata-rata juga jadi pelaku usaha," katanya, melalui keterangan tertulis yang diterima di Surabaya, Selasa.
Misi dagang menjadi ajang untuk menemukenali komoditas potensial, unggulan dan andalan dari kedua provinsi.
Menurut Gubernur Khofifah, pertemuan antar pelaku usaha merupakan proses penting.
"Kalau ini tidak dilakukan maka potensi pasar yang besar di Indonesia bisa dikuasai oleh komoditas impor dari negara lain. Terlebih dengan adanya perkembangan teknologi digital yang memungkinkan belanja produk luar negeri menjadi sangat mudah dan cepat," ujarnya.
Untuk itu, Gubernur Khofifah berpesan agar para pelaku usaha utamanya yang berasal dari Jatim yang menetap di Aceh untuk bisa memahami digitalisasi sistem.
"Digitalisisasi ini harus kita manfaatkan peluangnya. Karena perdagangan secara digital memungkinkan kita untuk bisa melanjutkan transaksi yang mungkin besok saat misi dagang belum tuntas maka dilanjutkan transaksi secara digital," tuturnya.
Di masa kepemimpinan Gubernur Khofifah, misi dagang antara Provinsi Jatim dengan Nanggoe Aceh Darussalam telah berlangsung sebanyak 27 kali, baik secara daring maupun luring.
Selama masa pandemi virus corona (COVID-19), beberapa kali kegiatan misi dagang dilaksanakan secara hybrid.
Menurut catatan Badan Pusat Statistik (BPS) Jatim, transaksi selama periode 2021 tercatat 233,02 trilliun . Sedangkan pada tahun 2022 terhitung bulan Januari sampai Agustus tercatat 151,37 trilliun.
Berdasarkan catatan transaksi tersebut, Gubernur Khofifah terus mendorong misi dagang antarprovinsi dan pulau, khsusunya untuk mengenalkan pelaku usaha dari Jatim.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2022
"Misi dagang dilaksanakan hari ini, 25 Oktober 2022. Forum silaturahim dengan warga Jatim di Nangroe Aceh Darussalam ini sengaja dihelat sebagai bagian dari penguat kegiatan misi dagang. Karena mereka ini rata-rata juga jadi pelaku usaha," katanya, melalui keterangan tertulis yang diterima di Surabaya, Selasa.
Misi dagang menjadi ajang untuk menemukenali komoditas potensial, unggulan dan andalan dari kedua provinsi.
Menurut Gubernur Khofifah, pertemuan antar pelaku usaha merupakan proses penting.
"Kalau ini tidak dilakukan maka potensi pasar yang besar di Indonesia bisa dikuasai oleh komoditas impor dari negara lain. Terlebih dengan adanya perkembangan teknologi digital yang memungkinkan belanja produk luar negeri menjadi sangat mudah dan cepat," ujarnya.
Untuk itu, Gubernur Khofifah berpesan agar para pelaku usaha utamanya yang berasal dari Jatim yang menetap di Aceh untuk bisa memahami digitalisasi sistem.
"Digitalisisasi ini harus kita manfaatkan peluangnya. Karena perdagangan secara digital memungkinkan kita untuk bisa melanjutkan transaksi yang mungkin besok saat misi dagang belum tuntas maka dilanjutkan transaksi secara digital," tuturnya.
Di masa kepemimpinan Gubernur Khofifah, misi dagang antara Provinsi Jatim dengan Nanggoe Aceh Darussalam telah berlangsung sebanyak 27 kali, baik secara daring maupun luring.
Selama masa pandemi virus corona (COVID-19), beberapa kali kegiatan misi dagang dilaksanakan secara hybrid.
Menurut catatan Badan Pusat Statistik (BPS) Jatim, transaksi selama periode 2021 tercatat 233,02 trilliun . Sedangkan pada tahun 2022 terhitung bulan Januari sampai Agustus tercatat 151,37 trilliun.
Berdasarkan catatan transaksi tersebut, Gubernur Khofifah terus mendorong misi dagang antarprovinsi dan pulau, khsusunya untuk mengenalkan pelaku usaha dari Jatim.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2022