Jurnalis Malang Raya (JMR) menggelar aksi solidaritas terkait tragedi yang terjadi di Stadion Kanjuruhan, Kabupaten Malang sebagai bentuk duka mendalam terhadap peristiwa tersebut, Jumat.
Perwakilan JMR, Tutus Sugiarto di Kota Malang mengatakan bahwa aksi solidaritas dilengkapi dengan aksi tutup mata dan cuci tangan.
"Di sini kami menyindir beberapa pihak yang menurut kami mereka pura-pura tidak melihat apa yang terjadi. Cuci tangan ini sebagai bentuk mereka pura-pura tak tersangkut dalam persoalan ini," ucapnya.
Tutus menjelaskan dalam kesempatan itu juga para jurnalis di wilayah Kota Malang, Kabupaten Malang dan Kota Batu juga melakukan aksi amal untuk korban tragedi Kanjuruhan.
Nantinya, kata dia, donasi yang terkumpul tersebut akan diserahkan kepada korban tragedi Kanjuruhan.
Menurut dia, penyaluran hasil donasi tersebut akan ditujukan kepada korban luka-luka yang hingga saat ini belum tersentuh bantuan.
"Kami akan koordinasikan idealnya diberi kepada korban atau melalui yang lain, seperti Arema FC. Ini komunitas, tidak bisa diputuskan satu pihak," tambahnya.
Dalam kesempatan itu, kata dia, para Jurnalis Malang Raya terus fokus untuk upaya usut tuntas tragedi Kanjuruhan. Para jurnalis tersebut terus mengawal proses tim pencari fakta dan lembaga lain yang mencari keadilan.
"Di sini kami banyak media mulai online, cetak sampai TV. Selama liputan kami mendampingi tim pencari fakta dan publish hasil terbaru temuan dari mereka," kata Tutus.
Pada Sabtu (1/10) 2022, terjadi kericuhan usai pertandingan antara Arema FC melawan Persebaya Surabaya dengan skor akhir 2-3 di Stadion Kanjuruhan, Kabupaten Malang. Kekalahan itu menyebabkan sejumlah suporter turun dan masuk ke dalam area lapangan.
Akibat kejadian itu, sebanyak 134 orang dilaporkan meninggal dunia akibat patah tulang, trauma di kepala dan leher dan asfiksia atau kadar oksigen dalam tubuh berkurang. Selain itu, dilaporkan juga ada ratusan orang yang mengalami luka ringan termasuk luka berat.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2022