Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi menyatakan kepada pemuda dan mahasiswa Buddha di seluruh Indonesia bahwa Kota Pahlawan merupakan kota yang penuh dengan rasa toleransi antar umat beragama.
"Saya ingin menunjukan Surabaya adalah kota yang aman. Surabaya jadi kota nyaman karena doa seluruh agama yg ada di kota ini. Saya berharap Surabaya jadi kota yang aman dan nyaman untuk tempat beribadah," kata Eri dalam keterangan tertulisnya di Surabaya, Sabtu.
Menurut Eri, selama ini kota Surabaya dijauhkan dari berbagai marabahaya karena adanya doa dari umat lintas agama yang ada.
"Semua biksu mendoakan kota Surabaya, maka Surabaya jadi kota yang luar biasa. Di Surabaya semua agama adalah satu saudara. Dalam ajaran kita masing-masing, kita selalu menghormati ajaran apapun, tapi dalam beribadah kita yakini masing-masing," ujar dia.
"Tapi dalam hubungan manusia dan hubungan bernegara, kita adalah satu saudara yang membangun bersama-sama kota Surabaya," kata dia.
Ketua Young Buddhist Association Indonesia Gondo Wibowo mengatakan, Surabaya dari awal tidak pernah ada sekat-sekat (penghalang perbedaan) dalam bermasyarakat.
Apalagi, lanjut dia, Eri Cahyadi sering mengutamakan keharmonisan dan menyatakan Surabaya kota yang heterogen dan penuh kebersamaan.
"Oleh karena itu dalam Mindful Festival ini ingin menunjukan bahwa kemajemukan itu bisa berjalan dengan baik dan harmonis. Festival ini meskipun bercirikan Buddha, tapi dampak positifnya ingin untuk semua umat beragama, tidak hanya umat Buddha saja," kata dia.
"Kita harus berani menunjukan kota Surabaya dari awal merupakan kota heterogen. Kalau kita tidak menunjukan, yang keluar justru orang-orang yang mengutamakan perbedaan, justru itu yang berbahaya," ujar dia.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2022
"Saya ingin menunjukan Surabaya adalah kota yang aman. Surabaya jadi kota nyaman karena doa seluruh agama yg ada di kota ini. Saya berharap Surabaya jadi kota yang aman dan nyaman untuk tempat beribadah," kata Eri dalam keterangan tertulisnya di Surabaya, Sabtu.
Menurut Eri, selama ini kota Surabaya dijauhkan dari berbagai marabahaya karena adanya doa dari umat lintas agama yang ada.
"Semua biksu mendoakan kota Surabaya, maka Surabaya jadi kota yang luar biasa. Di Surabaya semua agama adalah satu saudara. Dalam ajaran kita masing-masing, kita selalu menghormati ajaran apapun, tapi dalam beribadah kita yakini masing-masing," ujar dia.
"Tapi dalam hubungan manusia dan hubungan bernegara, kita adalah satu saudara yang membangun bersama-sama kota Surabaya," kata dia.
Ketua Young Buddhist Association Indonesia Gondo Wibowo mengatakan, Surabaya dari awal tidak pernah ada sekat-sekat (penghalang perbedaan) dalam bermasyarakat.
Apalagi, lanjut dia, Eri Cahyadi sering mengutamakan keharmonisan dan menyatakan Surabaya kota yang heterogen dan penuh kebersamaan.
"Oleh karena itu dalam Mindful Festival ini ingin menunjukan bahwa kemajemukan itu bisa berjalan dengan baik dan harmonis. Festival ini meskipun bercirikan Buddha, tapi dampak positifnya ingin untuk semua umat beragama, tidak hanya umat Buddha saja," kata dia.
"Kita harus berani menunjukan kota Surabaya dari awal merupakan kota heterogen. Kalau kita tidak menunjukan, yang keluar justru orang-orang yang mengutamakan perbedaan, justru itu yang berbahaya," ujar dia.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2022