DPW Aliansi Pendidikan Vokasional Seluruh Indonesia (Apvokasi) Jawa Timur berkomitmen memperkuat sinergi dengan akademisi, bisnis, komunitas, dan Pemerintah yang dikenal dengan ABCG (academic, business, community, government).
Ketua Apvokasi Jatim Jamhadi di Surabaya, Selasa, mengatakan kehadiran Apvokasi yang didukung oleh pengurus dari lintas profesi dan organisasi diharapkan mampu menjadi solusi dari berbagai persoalan vokasi di wilayah setempat.
"Salah satu upayanya ialah bersinergi dengan ABCG," kata dia.
Menurut dia, di industri, Apvokasi Jatim berkolaborasi dengan Kadin, Iwapi, Apindo, Opop, dan organisasi usaha lainnya. Ada juga dari media, akademisi dari berbagai pendidikan tinggi dan sekolah vokasi, dan tentunya dari unsur pemerintahan, khususnya Pemprov Jatim.
Selain itu juga kolaborasi dengan beberapa lembaga pendidikan berbasis vokasi seperti halnya Unair, Unesa, Universitas Narotama, Universitas Anwar Medika, Ubaya, Universitas Gajayana Malang, Universitas Widyagama, ITS, UPN Surabaya, SMK RNI Madiun, SMK Brawijaya Mojokerto, Untag 45 Surabaya, ITATS, Poltek Semen Indonesia, dan lainnya.
Sebagai langkah konkret untuk menjalankan program, kata dia, Apvokasi Jatim saat ini sedang merancang direktori riset. Keberadaan direktori riset ini diharapkan mempermudah pelaku usaha untuk pengembangan RnD (research & development), sehingga bisa lebih hemat biaya dan waktu.
"Direktori riset untuk mengakomodir kebutuhan industri. Temuan itu harus dibuat feasible study, jadi pengusaha tinggal beli. Dunia usaha senang, periset juga mendapatkan apresiasi dari hasil temuannya," kata Jamhadi.
Tidak itu saja, Jamhadi mengatakan, Apvokasi Jatim juga akan menjalin kemitraan dengan sejumlah perusahaan di Jawa Timur untuk mengakomodir keberadaan lulusan vokasi supaya bisa terserap sebagai tenaga kerja.
"Tenaga kerja yang disiapkan dari Apvokasi Jatim ialah tenaga kerja terampil yang sesuai dengan kebutuhan industri dan bersertifikat. Dalam hal itu, kami sudah menyiapkan neraca tenaga kerja dan pelatihan-pelatihan. Di necara kerja itu, akan dibuat link and match," ujar dia.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2022
Ketua Apvokasi Jatim Jamhadi di Surabaya, Selasa, mengatakan kehadiran Apvokasi yang didukung oleh pengurus dari lintas profesi dan organisasi diharapkan mampu menjadi solusi dari berbagai persoalan vokasi di wilayah setempat.
"Salah satu upayanya ialah bersinergi dengan ABCG," kata dia.
Menurut dia, di industri, Apvokasi Jatim berkolaborasi dengan Kadin, Iwapi, Apindo, Opop, dan organisasi usaha lainnya. Ada juga dari media, akademisi dari berbagai pendidikan tinggi dan sekolah vokasi, dan tentunya dari unsur pemerintahan, khususnya Pemprov Jatim.
Selain itu juga kolaborasi dengan beberapa lembaga pendidikan berbasis vokasi seperti halnya Unair, Unesa, Universitas Narotama, Universitas Anwar Medika, Ubaya, Universitas Gajayana Malang, Universitas Widyagama, ITS, UPN Surabaya, SMK RNI Madiun, SMK Brawijaya Mojokerto, Untag 45 Surabaya, ITATS, Poltek Semen Indonesia, dan lainnya.
Sebagai langkah konkret untuk menjalankan program, kata dia, Apvokasi Jatim saat ini sedang merancang direktori riset. Keberadaan direktori riset ini diharapkan mempermudah pelaku usaha untuk pengembangan RnD (research & development), sehingga bisa lebih hemat biaya dan waktu.
"Direktori riset untuk mengakomodir kebutuhan industri. Temuan itu harus dibuat feasible study, jadi pengusaha tinggal beli. Dunia usaha senang, periset juga mendapatkan apresiasi dari hasil temuannya," kata Jamhadi.
Tidak itu saja, Jamhadi mengatakan, Apvokasi Jatim juga akan menjalin kemitraan dengan sejumlah perusahaan di Jawa Timur untuk mengakomodir keberadaan lulusan vokasi supaya bisa terserap sebagai tenaga kerja.
"Tenaga kerja yang disiapkan dari Apvokasi Jatim ialah tenaga kerja terampil yang sesuai dengan kebutuhan industri dan bersertifikat. Dalam hal itu, kami sudah menyiapkan neraca tenaga kerja dan pelatihan-pelatihan. Di necara kerja itu, akan dibuat link and match," ujar dia.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2022