Komisi Penyiaran Indonesia Daerah (KPID) mengimbau Lembaga Penyiaran Publik Lokal (LPPL) se- Jawa Timur berjejaringan dengan sesama lembaga maupun dengan TVRI dan RRI untuk memperkuat potensi lokal.

"Berbicara tentang kewajiban, LPPL di Jatim mesti ikut serta dalam diseminasi informasi," kata Ketua KPID Jatim Immanuel Yosua Tjiptosoewarno saat membuka diskusi kelompok terpumpun secara daring dengan 30 peserta LPPL se-Jatim di Surabaya, Rabu.

Menurut dia, LPPL mesti dilibatkan oleh pemerintah daerah, DPRD, bahkan pemerintah pusat saat menyampaikan informasi pembangunan kabupaten/kota, provinsi maupun nasional.

Immanuel mengatakan, KPID Jatim juga telah menggelar berbagai diskusi dengan peserta yang berasal dari lembaga penyiaran televisi swasta lokal, radio lokal, dan radio komunitas seluruh Jawa Timur.

Tujuannya, lanjut dia, untuk penyebaran informasi pembangunan dan memperkuat komunitas penyiaran lokal.

Sementara itu, diskusi tersebut merupakan upaya KPID Jatim mendorong kolaborasi dan penguatan kapasitas insan dan industri penyiaran.

KPID Jatim berkomitmen untuk menciptakan iklim siaran yang sehat guna mendukung pembangunan daerah dan mengedukasi masyarakat Jawa Timur.

Kebutuhan diseminasi informasi pembangunan dibenarkan oleh Arvie Hendrawijaya dari LPPL Radio Malowopati Bojonegoro.

Arvie mengatakan, selama ini pihaknya telah aktif memberikan informasi tentang pembangunan di daerahnya, bahkan radio swasta ikut menyiarkan berita yang dibuat oleh Malowopati. Bahkan Radio Malowopati juga memperkuat potensi UMKM di Bojonegoro yang selama ini jarang dilirik oleh radio swasta.

Koordinator bidang Isi Siaran KPID Jatim Sundari mengatakan, diskusi ini mempertemukan tantangan penyiaran publik lokal dengan praktik baik yang telah dilakukan LPPL.

Dia juga mengatakan pertemuan ini mencari solusi terkait masalah kelembagaan, perizinan, hingga kebutuhan konten LPPL Jatim. Ketika duduk bersama, LPPL bisa saling belajar dan menguatkan sehingga menemukan jawaban permasalahan penyiaran publik lokal yang selama ini belum ditemukan.

"Misalnya terkait kebutuhan konten, LPPL bisa bersinergi secara setara dengan RRI. LPPL juga bisa ikut asosiasi untuk meningkatkan kapasitas kelembagaan dan produksi siarannya," kata Ndari.

Kepala Seksi Siaran RRI Madiun Yulia Harfiah mengatakan, pihaknya telah berkolaborasi dengan berbagai LPPL di Pacitan, Magetan, Bojonegoro, dan lain sebagainya untuk saling berbagai informasi. Dia berharap kelak ada program siaran LPPL yang bisa di-relay, tidak hanya program berita saja.

Penguatan asosiasi juga disampaikan oleh Wakil Sekretaris Asosiasi LPPL Radio Jatim Risma Erina. Pengurus Radio Persada Blitar ini mengatakan telah ada program siaran hasil kolaborasi misalnya Buletin Jawa Timur yang disiarkan setiap sore pada hari Senin hingga Jumat. Ada pula Potret Jatim yang membahas potensi wisata, budaya, dan kuliner Sabtu dan Minggu.

"LPPL yang belum bergabung, ayo ikut asosiasi dan aktif berbagi siaran. Kami juga sering mengadakan upgrade SDM penyiaran," ujar Risma.

Tenaga Ahli Direktur RRI Aries Widojoko mengatakan, LPP dan LPPLhadir untuk mengembangkan potensi lokal dan diseminasi informasi pembangunan. LPPL bisa bersepakat dengan sesama lembaga penyiaran publik lokal maupun RRI/TVRI saat memproduksi program dengan saling menguntungkan. Bahkan, kata Aries, LPPL juga bisa berkolaborasi dengan radio komunitas hingga pendengarnya.

"Zamannya kolaborasi. LPPL bisa masuk dan berjejaring dengan pendengar atau komunitasnya. Manfaatkan juga teknologi on demand dan teknologi audio visual," kata Aries.
 

Pewarta: Abdul Hakim

Editor : Fiqih Arfani


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2022