Kapolri Jenderal Pol. Listyo Sigit Prabowo meminta generasi muda Indonesia mampu menjaga persatuan di tengah keberagaman sebagai modal untuk melakukan lompatan di segala bidang.

"Keberagaman ini menjadi modal kita dan kekuatan kita untuk bisa melakukan lompatan. Sebaliknya, kalau keberagaman ini kembali pecah, kita mudah disusupi; maka kita harus ingat, terpecah itu membuat kita menjadi lemah dan kemudian kita bisa disusupi," kata Listyo Sigit dalam penutupan Konsolidasi Angkatan Muda Muhammadiyah (AMM) di Kabupaten Malang, Jawa Timur, Rabu.

Untuk menyatukan keberagaman tersebut, jelasnya, Indonesia memiliki Pancasila dan Undang-Undang Dasar (UUD) Negara RI 1945. Dia berharap generasi muda Indonesia mampu menjadikan Pancasila dan UUD 45 sebagai bagian penting dalam kehidupan bernegara.

Menurutnya, memang ada sejumlah upaya oleh pihak-pihak tertentu untuk mengubah Pancasila, baik dalam bentuk pemberontakan yang dilakukan untuk mengubah dasar negara Indonesia.

"Namun, dari semua perjalanan yang ada, upaya (mengganti dasar negara) itu, ternyata tidak berhasil; dan rakyat memilih untuk kembali bersatu dan mempertahankan NKRI. Ini harus kita ingat," katanya.

Tantangan ke depan, lanjutnya, ialah akan adanya upaya untuk mengganti dasar negara Indonesia. Hal itu harus dihadapi dengan persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia, tambahnya.

"Kenapa ini saya sampaikan? Karena ke depan, tantangan itu akan terus ada. Ini akan menjadi tantangan yang harus kita hadapi. Jadi, setiap saat kita terus ingatkan," tegasnya.

Dalam upaya menghadapi tantangan tersebut, dia menyebutkan ada sejumlah hal yang telah dilakukan Polri. Salah satunya ialah moderasi beragama yang masuk dalam Program Presisi Polri.

"Kami melakukan berbagai macam upaya, termasuk moderasi beragama. Istilah ini masuk dalam Program Presisi, dari Muhammadiyah," ujarnya.

Ia juga berharap AMM bisa berperan bersama Polri serta elemen masyarakat lain untuk bisa menjaga keberagaman Indonesia. Polri melakukan sejumlah cara preventif untuk menjaga kesatuan NKRI.

"Upaya kita lebih baik untuk melakukan pencegahan. Tapi penegakan hukum tetap harus dilaksanakan, kalau pendekatan soft itu tidak bisa dilaksanakan," ujarnya

Pewarta: Vicki Febrianto

Editor : Abdullah Rifai


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2022