Fakultas Syariah dan Hukum (FSH) UIN Sunan Ampel (UINSA) Surabaya menggelar Diskusi Kebangsaan bertema "Membendung Arus Radikalisme di Kalangan Mahasiswa", di kampus setempat, Selasa.

Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan dan Kerjasama, Prof. Dr. Ahmad Zainul Hamdi, M.Ag., mengatakan diskusi ini sangat penting diikuti khususnya bagi mahasiswa UINSA Surabaya agar memahami bahaya radikalisme.

“Berbagai kajian menunjukkan bahwa sel-sel ini sampai sekarang tetap bergerak, dan salah satu yang menjadi incarannya adalah para generasi emas kita yaitu mahasiswa yang ada di kampus," ujar Prof. Inung, panggilan akrabnya.

Dia mengatakan beberapa studi sebelumnya meyakini, bahwa proses radikalisasi baru terjadi di kampus pada saat menjadi mahasiswa. Akan tetapi, akhir-akhir ini menunjukkan bahwa proses radikalisasi sudah terjadi sejak SMA.

Direktur Pencegahan Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT), Brigjen Pol R. Ahmad Nurwakhid yang menjadi narasumber menjelaskan tentang bahaya radikalisme.

Menurutnya, radikalisme merupakan paham atau ideologi yang menjiwai semua aksi teroris. Teroris sendiri merupakan aksi atau tindakan sedangkan radikalisme itu paham atau ideologi yang menjiwai.

Dijelaskannya, bahwa radikalisme atas nama agama sudah masuk ke semua lingkup masyarakat. Tidak pandang sisi ekonomi, pendidikan, status sosial bahkan kalangan praktisi dan akademisi.

"Radikal dalam makna akar berfikir mendasar, berfikir substansial, berfikir mengakar, berfikir out of the box itu bagus namun jangan menjadi isme," ujarnya.

Ia juga menyatakan, bahwa radikalisme atau ekstremisme merupakan paham yang dibangun di atas manipulasi dan distorsi agama.

"Agama yang sejatinya sebagai sumber inspirasi didistorsi menjadi sumber aspirasi untuk kepentingan politik, maka tidak lagi menjadi Rahmatan lil Alamin," katanya.

"Bahwa Radikalisme, Ekstremisme atau Terorisme ini bukan monopoli satu agama tapi potensi setiap individu manusia, ini merupakan virus ideologi," tambahnya.

Pewarta: Willy Irawan

Editor : Fiqih Arfani


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2022