Pemerintah Kabupaten Pasuruan mengajak warga menjaga Sungai Legok usai normalisasi dengan tidak membuang sampah dan tanah ke sungai usai dilakukan normalisasi.

"Saya berharap agar warga ikut menjaganya. Caranya, ya jangan buang sampah ke sungai. Apalagi tanah atau bahkan benda lain yang bisa mengotori sungai," ujar Wakil Bupati Pasuruan Abdul Mujib Imron saat meninjau proyek normalisasi Sungai Legok, Rabu.

Gus Mujib, sapaan akrabnya, juga mengimbau kepada warga sekitar agar ikut membantu para pekerja dengan memberikan makanan, minuman secara bergiliran.

Hal tersebut terbukti dapat meningkatkan semangat para pekerja untuk segera menyelesaikan pekerjaannya.

"Karena hidup di Indonesia yang terkenal dengan gotong royong dan saling membantu. Maka setidaknya mari bantu makanan atau minuman untuk pekerja yang menormalisasi Sungai Legok. Anggap saja shodaqoh kita," katanya.

Ia meminta warga agar jangan sampai bangunan rumah dapur atau kandang warga yang lokasinya dekat bantaran sungai menjorok ke tepi sungai karena bisa menimbulkan masalah di kemudian hari.

Ia mengatakan, Balai Besar Wilayah Sungai Brantas menormalisasi Sungai Legok sejak beberapa pekan terakhir.

Wakil Bupati Pasuruan menyampaikan bahwa dalam beberapa tahun terakhir Sungai Legok selalu meluap ketika hujan deras yang dampaknya banyak pemukiman warga terendam, termasuk mengganggu akses kendaraan di jalan raya.

"Ketika musim hujan tiba dan intensitas tinggi Sungai Legok selalu meluap sampai ke rumah-rumah warga, fasilitas umum hingga jalan raya. Kami tidak bisa berbuat banyak karena sungai legok ini menjadi kewenangan BBWS Brantas," katanya.

Ia mengatakan, normalisasi Sungai Legok dilakukan sepanjang 1,5 kilometer dan ditargetkan selesai dalam kurun waktu maksimal 90 hari.

Pewarta: Indra Setiawan

Editor : Fiqih Arfani


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2022