Universitas Muhammadiyah Surabaya (UM Surabaya) memamerkan sebanyak 45 produk inovasi karya mahasiswa untuk desa di kampus setempat, Selasa, yang dihasilkan selama melakukan Kuliah Kerja Nyata (KKN).

Rektor UM Surabaya, Dr. Sukadiono menyampaikan rasa bangganya atas pengabdian mahasiswa yang telah mengimplementasikan ilmu dan menciptakan inovasi teknologi tepat guna yang dapat diterapkan di masyarakat.

"Produk inovasi yang dihasilkan mahasiswa KKN tahun ini sangat beragam. Tidak hanya berkutat pada produk makanan maupun kecantikan, hasil inovasi mahasiswa juga berupa teknologi tepat guna yang dipakai sesuai kebutuhan masyarakat," kata Suko, sapaan akrabnya. 

Suko menjelaskan, Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM) UM Surabaya membagi mahasiswa menjadi 45 kelompok yang tersebar di enam daerah yang disesuaikan dengan kebutuhan dan kondisi masing-masing daerah tersebut.

Enam daerah tersebut diantaranya Surabaya, Pamekasan, Jombang, Lumajang, Lamongan dan Bojonegoro.

Ia berharap produk inovasi yang dihasilkan menjadi salah satu solusi bersama masyarakat untuk menyelesaikan suatu permasalahan dan mewujudkan pembangunan berkelanjutan.

Baca juga: UM Surabaya apresiasi mahasiswa berprestasi di AUG 2022 dan Pro Futsal

Baca juga: UM Surabaya berikan beasiswa kuliah kepada komunitas Bonek

Kepala LPPM UM Surabaya, Dede Nasrullah mengatakan pada tahun ini pihaknya mengusung tema "Bangkit dan Berkarya Menuju Masyarakat Berdaya". 

"Syukur 45 inovasi telah dihasilkan mahasiswa KKN UM Surabaya selama pengabdian di desa," kata dia.

Sejumlah produk inovasi karya mahasiswa diantaranya inovasi pengering udang rebon, Nom-nom sinom anti stunting, inovasi limbah kulit pisang menjadi pupuk organik cair, peta digital: jelajah Senduro Semeru, pasta gigi herbal, alat pembakar sampah rendah emisi, the kulit salak, diet sampah plastik, produk inovasi olahan ikan asin dan inovasi menarik lainnya.

Dede menyatakan dengan terciptanya inovasi yang telah dihasilkan mahasiswa UM Surabaya artinya mahasiswa telah mempunyai pengalaman bekerja yang berharga melalui keterlibatan masyarakat secara langsung yakni menemukan, merumuskan, memecahkan dan menanggulangi masalah pembangunan secara pragmatis dan interdisipliner. 

"Selama KKN tentu mahasiswa akan lebih menghayati kondisi, serta peka terhadap permasalahan kompleks yang dihadapi masyarakat sehingga mengharuskan mereka untuk berpikir kritis dan memecahkan suatu masalah berdasarkan ilmu dan teknologi," kata Dede. 

Dede berharap setelah dilaksanakan kegiatan ini perguruan tinggi memperoleh umpan balik dari masukan yang dapat berguna untuk meningkatkan relevansi pendidikan dan penelitian yang dilakukan dengan kebutuhan pembangunan masyarakat.(*)
 

Pewarta: Willy Irawan

Editor : A Malik Ibrahim


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2022