Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi mendorong semua guru di Kota Pahlawan, Jawa Timur, menulis buku setelah pemerintah kota setempat bekerja sama dengan Henbuk Marketplace menciptakan ekosistem literasi.
"Guru di Surabaya dikenal suka menulis sehingga kami berusaha mewadahi," kata Wali Kota Eri Cahyadi dalam acara sosialisasi guru menulis buku di Graha Sawunggaling Surabaya, Kamis.
Menurut dia, kolaborasi tersebut mendorong guru di Surabaya untuk menulis buku dan diunggah di aplikasi henbuk.com, lalu royalti dari hasil penjualannya itu langsung masuk ke rekening penulis.
Eri menjelaskan bahwa saat ini semakin banyak guru di Surabaya yang menuangkan ide dan pikirannya lewat buku. Hal ini sangat penting, karena pemahaman siswa akan lebih sempurna selain penjelasan dengan tatap muka.
Melalui cara ini, lanjut dia, para guru bisa menyebarluaskan ilmunya melalui buku, dan yang paling penting juga bisa mendapatkan penghasilan tambahan melalui buku yang dijual di aplikasi itu.
Sementara itu, Kepala Dinas Pendidikan Surabaya Yusuf Masruh menjelaskan bahwa penulisan buku ini bisa menjadi penilaian tambahan bagi guru, baik guru negeri maupun swasta.
"Bagi guru di sekolah negeri, tentu ini menjadi salah satu indikator untuk kenaikan pangkat, termasuk juga untuk swasta bisa menjadi penilaian pribadi (inpassing). Semakin banyak karya yang dihasilkan, tentu nilainya semakin bagus," kata dia.
CEO Henbuk Marketplace Hendika Permana menjelaskan untuk bisa menjual buku di aplikasi ini, ada sejumlah proses yang harus dilalui. Pertama, buku dari penulis akan diunggah ke aplikasi oleh guru. Selanjutnya, ada verifikator untuk menilai konten buku tersebut sebagai bentuk kurasi.
"Ketika guru submit, kami verifikasi. Kalau kurang menarik, kami beri saran berupa tulisan yang nanti akan disempurnakan. Paling tidak bisa menyesuaikan standar," kata Hendika.
Setelah lolos verifikasi, selanjutnya akan dijual. Berbagai jenis genre buku bisa ditulis. Dari hasil penjualan, penulis akan mendapatkan royalti secara langsung yang masuk di aplikasi.
"Sistem royalti, 90 persen ke penulis dan 10 persen ke operator. Misalnya, harga Rp15 ribu, maka Rp1.500 akan masuk ke operator," kata dia.
Dengan antusiasme yang begitu besar, kata dia, pihaknya optimistis guru yang tergabung akan mencapai 400 orang. Bahkan, sebenarnya sudah ada sekitar 2.000 buku yang masuk verifikasi.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2022
"Guru di Surabaya dikenal suka menulis sehingga kami berusaha mewadahi," kata Wali Kota Eri Cahyadi dalam acara sosialisasi guru menulis buku di Graha Sawunggaling Surabaya, Kamis.
Menurut dia, kolaborasi tersebut mendorong guru di Surabaya untuk menulis buku dan diunggah di aplikasi henbuk.com, lalu royalti dari hasil penjualannya itu langsung masuk ke rekening penulis.
Eri menjelaskan bahwa saat ini semakin banyak guru di Surabaya yang menuangkan ide dan pikirannya lewat buku. Hal ini sangat penting, karena pemahaman siswa akan lebih sempurna selain penjelasan dengan tatap muka.
Melalui cara ini, lanjut dia, para guru bisa menyebarluaskan ilmunya melalui buku, dan yang paling penting juga bisa mendapatkan penghasilan tambahan melalui buku yang dijual di aplikasi itu.
Sementara itu, Kepala Dinas Pendidikan Surabaya Yusuf Masruh menjelaskan bahwa penulisan buku ini bisa menjadi penilaian tambahan bagi guru, baik guru negeri maupun swasta.
"Bagi guru di sekolah negeri, tentu ini menjadi salah satu indikator untuk kenaikan pangkat, termasuk juga untuk swasta bisa menjadi penilaian pribadi (inpassing). Semakin banyak karya yang dihasilkan, tentu nilainya semakin bagus," kata dia.
CEO Henbuk Marketplace Hendika Permana menjelaskan untuk bisa menjual buku di aplikasi ini, ada sejumlah proses yang harus dilalui. Pertama, buku dari penulis akan diunggah ke aplikasi oleh guru. Selanjutnya, ada verifikator untuk menilai konten buku tersebut sebagai bentuk kurasi.
"Ketika guru submit, kami verifikasi. Kalau kurang menarik, kami beri saran berupa tulisan yang nanti akan disempurnakan. Paling tidak bisa menyesuaikan standar," kata Hendika.
Setelah lolos verifikasi, selanjutnya akan dijual. Berbagai jenis genre buku bisa ditulis. Dari hasil penjualan, penulis akan mendapatkan royalti secara langsung yang masuk di aplikasi.
"Sistem royalti, 90 persen ke penulis dan 10 persen ke operator. Misalnya, harga Rp15 ribu, maka Rp1.500 akan masuk ke operator," kata dia.
Dengan antusiasme yang begitu besar, kata dia, pihaknya optimistis guru yang tergabung akan mencapai 400 orang. Bahkan, sebenarnya sudah ada sekitar 2.000 buku yang masuk verifikasi.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2022