Ribuan orang mendeklarasikan terbentuknya paguyuban petani dan pedagang tembakau Madura di Kabupaten Pamekasan, Jawa Timur, Sabtu, sebagai wadah koordinasi dan media komunikasi untuk memperjuangkan kepentingan ekonomi kedua belah pihak.

Deklarasi bertema "Menggugah Kejayaan Petani Tembakau Madura" ini dihadiri langsung oleh Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa, perwakilan ulama se-Madura dan sejumlah tokoh nasional asal Pulau Madura.

"Komitmen petani dan pedagang tembakau dalam berupaya meningkatkan derajat hidup masyarakat petani tembakau dalam wadah ini tentu sangat baik, terutama dalam berupaya mewujudkan kesejahteraan bersama di Madura ini," kata Gubernur Khofifah saat menyampaikan sambutan di acara itu.

Menurutnya, Madura selama ini memang dikenal sebagai pulau penghasil tembakau, mengingat 45 persen kontribusi produksi tembakau nasional yang dari Jawa Timur, 35 persen diantaranya berasal dari Pulau Madura.

Oleh karena itu gagasan memperjuangkan kesejahteraan petani tembakau dengan melibatkan semua elemen dalam wadah paguyuban yang diberi nama "Paguyuban Pelopor Petani dan Pedagang Tembakau Madura/ P4MT", katanya, merupakan gagasan visioner.

Regulasi yang berpihak dan menguntungkan semua pihak yang terlibat dalam proses produksi tembakau, menurut Gubernur Khofifah, bisa melalui paguyuban petani dan pedagang tembakau di Pulau Madura yang diberi nama P4MT itu.

Deklarasi pembentukan paguyuban ini ditandai penyerahan Bendera Merah Putih dari Gubernur Jatim Khofifah Indar Pawansa ke Ketua P4MT Khairul Umam.

Tokoh Madura Achsanul Qosasi menyatakan dulu tembakau ibarat daun emas, karena harga jual tembakau per kilogram kala itu seharga 1 gram emas.

Pria asal Kabupaten Sumenep ini menuturkan jika ada teman sekampungnya minta agar orang tuanya membelikan sepeda motor, maka mayoritas orang tua selalu bilang antos ongghena bhekoh. Artinya, tunggu tembakau panen.

"Tapi, sekarang, hal seperti itu sudah tidak ada lagi, karena harga jual tembakau petani di Madura ini sangat murah," kata Achsanul Qosasi.

Kondisi tata niaga tembakau saat ini, menurutnya, jauh berbeda dengan dulu. Petani merupakan pihak yang sangat dirugikan, diantaranya terkait pengambilan sampel yang terlalu banyak serta penentuan harga jual sepihak oleh pabrikan.

"Oleh karena itu, sebagai tokoh Madura, saya sangat mendukung keinginan para petani tembakau, pedagang, ulama, dan pemerintah di Madura ini dalam berupaya merebut kembali kejayaan harga tembakau sebagaimana dulu," kata Achsanul Qosasi yang juga Presiden Klub Sepakbola Madura United FC ini.

Deklarasi paguyuban petani dan pedagang tembakau yang diinisiasi oleh ulama Madura yang tergabung dalam Badan Silaturrahmi Pesantren Madura (Bassara) dihadiri sekitar 5.000 orang perwakilan dari empat kabupaten yakni Bangkalan, Sampang, Pamekasan dan Kabupaten Sumenep.
 

Pewarta: Abd Aziz

Editor : Didik Kusbiantoro


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2022