Pelaksana Harian Kepala Dinas Ketahanan Pangan, Pertanian dan Peternakan (DKPPP) Kabupaten Pamekasan Indah Kurnia Sulistiorini menyatakan pihaknya masih membutuhkan vaksin tambahan untuk memperluas cakupan vaksinasi pada sapi guna mencegah penyebaran penyakit mulut dan kuku (PMK) di wilayah itu.

"Kebutuhan tambahan sekitar 190 ribu dosis agar semua sapi milik warga di sini bisa tercakup vaksinasi PMK," katanya di Pamekasan, Jawa Timur, Rabu.

Indah menuturkan vaksin PMK yang diterima Pemkab Pamekasan hanya mencakup 6.600 ekor sapi milik warga yang tersebar pada 13 kecamatan.

Jumlah itu terdistribusi dalam tiga tahap. Tahap pertama untuk 3.000 ekor sapi, tahap kedua untuk 1.500 ekor sapi, dan vaksinasi tahap ketiga untuk 2.100 ekor sapi.

"Kami sudah melaporkan realisasi pelaksanaan vaksinasi PMK di Pamekasan ini kepada Pemprov Jatim, termasuk kebutuhan tambahan," katanya.

Menurut dia, jumlah sapi yang dilaporkan sakit bergejala seperti terserang wabah PMK di Kabupaten Pamekasan sebanyak 5.207 ekor, terbanyak dibanding tiga kabupaten lain di Pulau Madura, yakni Bangkalan, Sampang dan Sumenep.

Dari jumlah itu yang positif terpapar wabah PMK sebanyak 4.108 ekor, sedangkan yang telah sembuh sebanyak 3.021 ekor.

Sapi warga yang sakit bergejala PMK pertama kali ditemukan di Desa Gagah, Kecamatan Kadur, dan di Desa Tentenan, Kecamatan Larangan.

Dalam perkembangan berikutnya, kasus itu meluas ke 13 kecamatan. Kemudian, yang dinyatakan positif terpapar wabah PMK di Kecamatan Proppo, Pamekasan.

Pewarta: Abd Aziz

Editor : Didik Kusbiantoro


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2022