Kapolres Situbondo AKBP Andi Sinjaya mengatakan minimnya sosialisasi mengenai vaksinasi penyakit mulut dan kuku (PMK) pada hewan ternak sapi dan kambing menjadi penyebab banyak peternak menolak hewan ternaknya untuk divaksin.
"Saya turun langsung ke lapangan, ternyata peternak bukan menolak tapi karena masih minimnya edukasi," ujar AKBP Andi Sinjaya dalam Rapat Koordinasi Penanganan Wabah PMK di Pendopo Kabupaten Situbondo, Jawa Timur, Rabu.
Ia juga menyampaikan bahwa sosialisasi harus terus dimasifkan kepada para peternak sehingga mereka benar-benar memahami pentingnya vaksinasi PMK terhadap hewan ternak yang masih sehat, termasuk penyemprotan disinfektan kandang ternak.
Pada prinsipnya, lanjut kapolres, untuk mengatasi makin mewabahnya PMK pada hewan ternak harus berupaya memberikan edukasi kepada masyarakat.
Tak kalah pentingnya soal data yang valid karena data merupakan sebuah kompas untuk menentukan arah mencapai keberhasilan target vaksinasi maupun penyemprotan kandang ternak. Jika data valid maka pemerintah bisa fokus melakukan upaya penanganan PMK secara bersama-sama.
"Data ini mencakup jumlah populasi ternak, target vaksinasi, dan persebaran virus PMK mulai dari kabupaten hingga tingkat dusun," tuturnya.
Kapolres Andi menambahkan ketersediaan vaksinator harus sesuai kebutuhan karena saat ini tenaga vaksinator masih sangat minim sehingga sulit mencapai target vaksinasi.
"Vaksinator harus ditambah, namun yang ada ini harus kita sinergikan dalam wujud satgas sampai di level kecamatan," ujarnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2022
"Saya turun langsung ke lapangan, ternyata peternak bukan menolak tapi karena masih minimnya edukasi," ujar AKBP Andi Sinjaya dalam Rapat Koordinasi Penanganan Wabah PMK di Pendopo Kabupaten Situbondo, Jawa Timur, Rabu.
Ia juga menyampaikan bahwa sosialisasi harus terus dimasifkan kepada para peternak sehingga mereka benar-benar memahami pentingnya vaksinasi PMK terhadap hewan ternak yang masih sehat, termasuk penyemprotan disinfektan kandang ternak.
Pada prinsipnya, lanjut kapolres, untuk mengatasi makin mewabahnya PMK pada hewan ternak harus berupaya memberikan edukasi kepada masyarakat.
Tak kalah pentingnya soal data yang valid karena data merupakan sebuah kompas untuk menentukan arah mencapai keberhasilan target vaksinasi maupun penyemprotan kandang ternak. Jika data valid maka pemerintah bisa fokus melakukan upaya penanganan PMK secara bersama-sama.
"Data ini mencakup jumlah populasi ternak, target vaksinasi, dan persebaran virus PMK mulai dari kabupaten hingga tingkat dusun," tuturnya.
Kapolres Andi menambahkan ketersediaan vaksinator harus sesuai kebutuhan karena saat ini tenaga vaksinator masih sangat minim sehingga sulit mencapai target vaksinasi.
"Vaksinator harus ditambah, namun yang ada ini harus kita sinergikan dalam wujud satgas sampai di level kecamatan," ujarnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2022