Dinas Peternakan dan Perikanan (Disnakan) Kabupaten Situbondo, Jawa Timur, mencatat hewan ternak sapi yang terpapar penyakit mulut dan kaki (PMK) hingga saat ini mencapai 2.889 ekor.

"Meski jumlah hewan ternak yang terpapar mencapai ribuan, namun tingkat kesembuhan cukup tinggi. Banyak yang sembuh karena rata-rata sapi yang sakit masih bisa diobati," ujar Pelaksana Tugas Kepala Dinas Peternakan dan Perikanan Situbondo Holil di Situbondo, Rabu.

Sementara tingkat kematian hewan ternak, lanjut dia, juga sangat rendah karena peternak bersama dengan petugas dinas terkait sigap dalam memberikan tindakan saat hewan ternak sapi mengalami gejala mirip PMK.

"Petugas kami di lapangan terus memberikan pendampingan kepada peternak, khususnya mengatasi ternak yang suspek PMK," katanya.

Sementara itu, Siti, salah seorang pedagang daging sapi di Pasar Mimbaan, Kecamatan Panji, mengaku kondisi pembeli sangat sepi setelah pemerintah menetapkan wabah PMK untuk Kabupaten Situbondo.

"Sudah sebulan lebih pembeli daging sapi sepi. Sehari terjual 30 kilogram, saat ini 15 kilogram bisa habis dua hari," ujarnya.

Menurut Siti, mewabahnya penyakit mulut dan kuku pada hewan ternak sapi dan kambing di Situbondo menjadi penyebab kekhawatiran masyarakat mengonsumsi daging.

"Kalau harga daging tetap Rp110.000 per kilogram. Memang pernah ada pembeli yang menawar harga daging Rp20.000 per kilogram, disangkanya harga daging turun karena adanya wabah," katanya.

Pewarta: Novi Husdinariyanto

Editor : Didik Kusbiantoro


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2022