RSUD dr. Soedomo Trenggalek, Jawa Timur, menyiapkan tiga ruang isolasi khusus untuk mengantisipasi temuan kasus hepatitis akut misterius yang akhir-akhir ini mewabah pada sejumlah daerah di Indonesia.

Humas RSUD dr. Soedomo Trenggalek Sudjiono pada Sabtu, menjelaskan langkah mitigasi itu dilakukan dengan mempersiapkan seluruh sarana-prasarana sekaligus SDM nakes untuk penanganan kasus penyakit baru yang belum diketahui etiologinya itu.

"Langkah ini dilakukan agar penanganan lebih cepat jika ada temuan kasus," kata Sudjiono.

Selain menyediakan tiga ruang isolasi, RSUD dr. Soedomo juga mempersiapkan tiga tempat tidur untuk HCU (high care unit).

"Karena ini kasus berhubungan dengan anak, maka seluruh perawatan dilakukan oleh dokter spesialis anak di Ruang Dahlia, atau ruang perawatan anak,” imbuhnya.

Selain segi kesiapan sarana dan prasarana penunjang, pemeriksaan tanda-tanda penyakit hepatitis akut akan dilakukan secara optimal.

Gejala-gejala itu meliputi demam, mual muntah, sakit perut akut, diare akut hingga sakit kepala pada anak usia di bawah 16 tahun bakal dilakukan pemeriksaan khusus.

"Skrining ini meliputi pemeriksaan SGPT (serum glutamic pyruvic transaminase) dan SGOT (serum glutamic oxaloacetic transaminase).

Jika SGPT dan SGOP hasilnya lebih dari 500 mikro per liter, maka pasien ini wajib dilakukan pemeriksaan tambahan, meliputi pemeriksaan imunoglobulin yang lain.

"Akan tetapi jika kurang dari 500 dilakukan observasi lanjutan,” ujarnya.

Sejauh ini ruang tersebut belum dimanfaatkan untuk pemeriksaan hepatitis misterius lantaran belum ada temuan kasus ataupun temuan-temuan gejala-gejala penyakit itu.

Namun masyarakat diimbau untuk selalu waspada dan menjaga kebersihan untuk meminimalisir risiko terjangkit penyakit yang jadi sorotan di berbagai daerah itu.

"Alhamdulillah sampai saat ini kami belum menemukan pasien dengan keluhan itu. Kami belum melakukan observasi. Artinya belum ada temuan baik itu dari pelayanan kesehatan tingkat pertama, puskesmas, klinik swasta maupun dokter praktik pribadi. Untuk sistem rujukan dari pelayanan kesehatan tingkat pertama melalui pendekatan 'SisruteSisrute, yaitu Sistem Rujukan Terintegrasi,” kata Sudjiono.

Peningkatan kewaspadaan selain untuk meminimalkan adanya penyakit hepatitis misterius itu juga dilakukan oleh petugas pelayanan kesehatan tingkat pertama.

Petugas pelayanan kesehatan pertama diminta untuk lebih waspada dan segera melaporkan jika menemui gejala-gejala itu.

Instruksi itu tertuang dalam surat edaran yang dilayangkan Dinas Kesehatan Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana Kabupaten Trenggalek.

"Masyarakat dan fasilitas kesehatan yang ada di Kabupaten Trenggalek diminta untuk waspada dan melaporkan apabila ada gejala kasus serupa itu," kata Kepala Dinas Kesehatan, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana Kabupaten Trenggalek Saeroni.

Selain itu, masyarakat juga diimbau untuk segera membawa anaknya ke fasilitas kesehatan terdekat jika menemui tanda-tanda gejala hepatitis misterius.

Langkah cepat itu dilakukan untuk mengantisipasi risiko fatalitas dampak dari penyakit hepatitis misterius.

"Kami meminta agar orang tua segera membawa anaknya ke puskesmas atau fasilitas kesehatan terdekat apabila (anaknya) mengalami gejala itu. Sebisa mungkin untuk tidak menunggu anaknya mengalami kuning hingga penurunan kesadaran," katanya. 

Pewarta: Destyan H. Sujarwoko

Editor : Didik Kusbiantoro


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2022