Pemerintah Kota Surabaya menyiapkan sejumlah strategi penguatan untuk pengendalian penyebaran COVID-19 menjelang, pada saat dan sesudah perayaan Hari Raya Idul Fitri 1443 Hijiriah.
Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi di Surabaya, Sabtu, mengatakan, kelonggaran-kelonggaran yang diberikan oleh pemerintah agar masyarakat dapat merayakan Idul Fitri bersama keluarga, harus disikapi dengan tetap menjaga agar penyebaran COVID-19 tidak mengalami peningkatan.
"Strategi penguatan untuk mengendalikan penyebaran COVID-19 itu harus dapat dilaksanakan dengan baik melalui beberapa langkah penting," kata Eri.
Adapun langkah penting yang dimaksud Eri yakni, pertama, melakukan imbauan dan mengawasi kedisiplinan masyarakat agar taat terhadap protokol kesehatan. Kedua, mendorong pengelola tempat wisata untuk memastikan aplikasi PeduliLindungi terpasang dan benar-benar digunakan.
Jika terdapat pengunjung yang belum divaksin, lanjut dia, langsung diarahkan ke gerai-gerai vaksinasi terdekat. Begitu juga jika terdapat pengunjung yang masuk kategori hitam, maka siapkan ruang isolasi sementara sebelum mendapatkan penanganan lebih lanjut.
Ketiga, melaksanakan penjagaan dan pengamanan terhadap pelaksanaan ibadah Idul Fitri di masjid-masjid maupun di lapangan. Keempat, mengawasi sepenuhnya persyaratan perjalanan mudik pada berbagai moda transportasi terlindungi dari bahaya penularan COVID-19.
Kelima, melakukan testing, tracing, treatment terhadap kasus yang terkonfirmasi COVID-19 bersama Satgas COVID-19, TNI, dan Pemda untuk melakukan isolasi mandiri, isolasi terpusat, atau perawatan di rumah sakit rujukan sesuai dengan standar yang ada. Keenam, melaksanakan random cek tes usap antigen kepada para pelaku perjalanan dan menyiapkan pelayanan vaksinasi serta isolasi sementara.
Ketujuh, melakukan percepatan program vaksinasi. Kedelapan, melakukan manajemen rekayasa lalu lintas, mulai dari contraflow, buka tutup gate tol, maupun ruas jalan tertentu saat arus mudik/balik maupun jalan-jalan menuju tempat wisata dan sosialisasi melalui media secara masif, sehingga masyarakat dapat mengatur rencana perjalanan.
Jika langkah-langkah tersebut dapat dilakukan dengan baik, lanjut Eri, maka arus mudik maupun arus balik dapat berjalan lancar dan laju penyebaran COVID-19 dapat terkendali. Oleh karena itu, kata dia, sinergitas antar pemangku kepentingan harus solid.
Di sisi lain, berdasarkan mapping kerawanan yang telah dilakukan, terdapat beberapa prediksi gangguan Kamtibmas yang harus diantisipasi, antara lain ancaman terorisme, premanisme, aksi sweeping oleh ormas, kenaikan harga dan kelangkaan bahan pokok, antrian dan kelangkaan BBM, kejahatan konvensional (3C).
Selain itu, penyakit masyarakat, konflik buruh terkait THR, balap liar, penyalahgunaan narkoba, petasan, perkelahian antar kelompok/antarkampung, aksi perusakan fasilitas umum, kerumunan masyarakat yang berpotensi menyebabkan penularan COVID-19, maupun ancaman bencana alam seperti banjir dan tanah longsor sebagai dampak dari musim penghujan. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2022
Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi di Surabaya, Sabtu, mengatakan, kelonggaran-kelonggaran yang diberikan oleh pemerintah agar masyarakat dapat merayakan Idul Fitri bersama keluarga, harus disikapi dengan tetap menjaga agar penyebaran COVID-19 tidak mengalami peningkatan.
"Strategi penguatan untuk mengendalikan penyebaran COVID-19 itu harus dapat dilaksanakan dengan baik melalui beberapa langkah penting," kata Eri.
Adapun langkah penting yang dimaksud Eri yakni, pertama, melakukan imbauan dan mengawasi kedisiplinan masyarakat agar taat terhadap protokol kesehatan. Kedua, mendorong pengelola tempat wisata untuk memastikan aplikasi PeduliLindungi terpasang dan benar-benar digunakan.
Jika terdapat pengunjung yang belum divaksin, lanjut dia, langsung diarahkan ke gerai-gerai vaksinasi terdekat. Begitu juga jika terdapat pengunjung yang masuk kategori hitam, maka siapkan ruang isolasi sementara sebelum mendapatkan penanganan lebih lanjut.
Ketiga, melaksanakan penjagaan dan pengamanan terhadap pelaksanaan ibadah Idul Fitri di masjid-masjid maupun di lapangan. Keempat, mengawasi sepenuhnya persyaratan perjalanan mudik pada berbagai moda transportasi terlindungi dari bahaya penularan COVID-19.
Kelima, melakukan testing, tracing, treatment terhadap kasus yang terkonfirmasi COVID-19 bersama Satgas COVID-19, TNI, dan Pemda untuk melakukan isolasi mandiri, isolasi terpusat, atau perawatan di rumah sakit rujukan sesuai dengan standar yang ada. Keenam, melaksanakan random cek tes usap antigen kepada para pelaku perjalanan dan menyiapkan pelayanan vaksinasi serta isolasi sementara.
Ketujuh, melakukan percepatan program vaksinasi. Kedelapan, melakukan manajemen rekayasa lalu lintas, mulai dari contraflow, buka tutup gate tol, maupun ruas jalan tertentu saat arus mudik/balik maupun jalan-jalan menuju tempat wisata dan sosialisasi melalui media secara masif, sehingga masyarakat dapat mengatur rencana perjalanan.
Jika langkah-langkah tersebut dapat dilakukan dengan baik, lanjut Eri, maka arus mudik maupun arus balik dapat berjalan lancar dan laju penyebaran COVID-19 dapat terkendali. Oleh karena itu, kata dia, sinergitas antar pemangku kepentingan harus solid.
Di sisi lain, berdasarkan mapping kerawanan yang telah dilakukan, terdapat beberapa prediksi gangguan Kamtibmas yang harus diantisipasi, antara lain ancaman terorisme, premanisme, aksi sweeping oleh ormas, kenaikan harga dan kelangkaan bahan pokok, antrian dan kelangkaan BBM, kejahatan konvensional (3C).
Selain itu, penyakit masyarakat, konflik buruh terkait THR, balap liar, penyalahgunaan narkoba, petasan, perkelahian antar kelompok/antarkampung, aksi perusakan fasilitas umum, kerumunan masyarakat yang berpotensi menyebabkan penularan COVID-19, maupun ancaman bencana alam seperti banjir dan tanah longsor sebagai dampak dari musim penghujan. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2022