Puluhan aktivis yang tergabung dalam Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Situbondo, Jawa Timur, Kamis, berunjuk rasa di depan kantor DPRD setempat, menolak kenaikan harga BBM, pajak pertambahan nilai atau PPN karena dinilai menyengsarakan rakyat.

Pengunjuk rasa memaksa masuk menembus kawat berduri yang di pasang di depan pintu gerbang kantor DPRD. Sementara petugas kepolisian menjaga ketat lokasi aksi.

"Apa ini maksudnya dipasang kawat berduri? Mengapa harus ada pembatas antara kami dengan anggota dewan yang terhormat," kata koordinator aksi Muhammad Lutfi dengan lantang.

Dalam orasinya, selain menolak kenaikan harga BBM, pajak pertambahan nilai, mahasiswa juga menyampaikan penolakan kenaikan harga bahan pokok minyak goreng.

"Jangan menambah kesusahan rakyat dengan menaikkan harga BBM, minyak goreng, dan PPN," ucapnya.
 
Kapolres Situbondo AKBP Andi Sinjaya berusaha meredam pengunjuk rasa yang berusa menerobos kawat berduri di depan Kantor DPRD Situbondo, Kamis (14/4/2022). (ANTARA/Novi H)

Selama unjuk rasa, para mahasiswa HMI ini ditemui oleh Ketua DPRD Situbondo, Edy Wahyudi, Wakil Ketua Fraksi PKB, Heru Sugiarto dan anggota Fraksi PKB Tolak Atin. Namun, mahasiswa meminta untuk membuka kawat berduri yang menjadi pembatas.

Sementara itu, Kapolres Situbondo AKBP Andi Sinjaya mengatakan penjagaan ketat dengan menggunakan kawat berduri dan water canon sudah sesuai dengan standar operasional prosedur.

"Ada 125 personel yang kami terjunkan untuk pengamanan unjuk rasa. Pemasangan kawat berduri ini sudah sesuai dengan SOP yang ada," kata Kapolres saat turun langsung mengamankan aksi.

Pewarta: Novi Husdinariyanto

Editor : Didik Kusbiantoro


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2022