Layanan Pusat Pembelajaran Keluarga (Puspaga) di Kota Surabaya, Jawa Timur, terus berupaya mewujudkan keluarga sehat berkualitas dengan mengimplementasikan kesetaraan gender.
"Komunikasi antara ibu dan ayah menjadi sangat penting, khususnya pada perubahan zaman seperti saat ini. Bahkan, sosok ibu bisa berperan menjadi sosok ayah," kata Ketua Tim Penggerak (TP) Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga (PKK) Surabaya Rini Indriyani saat temu wicara tentang Ketahanan Keluarga di kantor Puspaga, Mal Pelayanan Publik, Siola, Surabaya, Jumat.
Kegiatan bertajuk "Break The Bias" itu diikuti oleh seluruh kepala sekolah, guru, dan tenaga kependidikan jenjang PAUD/SD/SMP/LKP/PKBM, pengawas dan pemilik PAUD Diknas, relawan KB dan Satgas PPA, penyuluh KB Kota Surabaya, komite sekolah dan paguyuban kelas.
Menurut dia, untuk mengimplementasikan kesetaraan gender di lingkungan keluarga, diperlukan pola asuh tepat, yakni dengan tidak memberikan perlakuan berbeda kepada satu anak dengan yang lainnya. Sebab, kata dia, tugas utama orang tua adalah mampu memberikan perhatian kepada anak-anaknya.
Ia tidak memungkiri, bahwa perempuan saat ini tidak hanya melakukan pekerjaan domestik, melainkan ikut membantu tulang punggung keluarga dengan bekerja di sektor publik. Maka, Rini yang juga menjabat sebagai Ketua Bunda PAUD dan Ketua Dekranasda Kota Surabaya telah membuat program untuk pemberdayaan perempuan di Kota Pahlawan.
Sementara itu, Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak serta Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DP3APPKB) Kota Surabaya Tomi Ardiyanto mengatakan, Pemkot Surabaya berkomitmen untuk mendukung kesetaraan gender, dengan menggandeng lintas Perangkat Daerah (PD).
Ke depannya, lanjut dia, pihaknya akan mengadakan sosialisasi atau pelatihan kesetaraan gender, polah asuh dan parenting.
"Kami akan menggelar Puspaga Goes to School dalam rangka sosialisasi sekolah ramah anak dan antibullying, serta pencegahan kekerasan pada anak di sekolah," ujar dia.
Kemudian, Program Sekolah Orang Tua Hebat, dimana orang tua akan dilatih oleh tenaga psikologi terkait pengetahuan tentang pola asuh dan parenting, serta pelatihan Bina Keluarga Balita, Bina Keluarga Remaja, Bina Keluarga Lansia, dan webinar/talkshow seputar kesetaraan gender.
Psikolog Puspaga Fatchul Munir mengatakan, tantangan pada zaman modern saat ini adalah terhadap akses informasi dan pengetahuan yang banyak mengalami perubahan. Dari perubahan situasi tersebut, orang tua diharapkan bisa merubah tujuan berkeluarga dengan memperhatikan ketahanan keluarga.
"Maka orang tua harus memperhatikan beberapa fungsi untuk menjaga ketahanan keluarga, yakni cinta kasih, agama, perlindungan, sosial budaya, ekonomi, sosialisasi, pendidikan, pembinaan lingkungan, dan reproduksi," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2022
"Komunikasi antara ibu dan ayah menjadi sangat penting, khususnya pada perubahan zaman seperti saat ini. Bahkan, sosok ibu bisa berperan menjadi sosok ayah," kata Ketua Tim Penggerak (TP) Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga (PKK) Surabaya Rini Indriyani saat temu wicara tentang Ketahanan Keluarga di kantor Puspaga, Mal Pelayanan Publik, Siola, Surabaya, Jumat.
Kegiatan bertajuk "Break The Bias" itu diikuti oleh seluruh kepala sekolah, guru, dan tenaga kependidikan jenjang PAUD/SD/SMP/LKP/PKBM, pengawas dan pemilik PAUD Diknas, relawan KB dan Satgas PPA, penyuluh KB Kota Surabaya, komite sekolah dan paguyuban kelas.
Menurut dia, untuk mengimplementasikan kesetaraan gender di lingkungan keluarga, diperlukan pola asuh tepat, yakni dengan tidak memberikan perlakuan berbeda kepada satu anak dengan yang lainnya. Sebab, kata dia, tugas utama orang tua adalah mampu memberikan perhatian kepada anak-anaknya.
Ia tidak memungkiri, bahwa perempuan saat ini tidak hanya melakukan pekerjaan domestik, melainkan ikut membantu tulang punggung keluarga dengan bekerja di sektor publik. Maka, Rini yang juga menjabat sebagai Ketua Bunda PAUD dan Ketua Dekranasda Kota Surabaya telah membuat program untuk pemberdayaan perempuan di Kota Pahlawan.
Sementara itu, Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak serta Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DP3APPKB) Kota Surabaya Tomi Ardiyanto mengatakan, Pemkot Surabaya berkomitmen untuk mendukung kesetaraan gender, dengan menggandeng lintas Perangkat Daerah (PD).
Ke depannya, lanjut dia, pihaknya akan mengadakan sosialisasi atau pelatihan kesetaraan gender, polah asuh dan parenting.
"Kami akan menggelar Puspaga Goes to School dalam rangka sosialisasi sekolah ramah anak dan antibullying, serta pencegahan kekerasan pada anak di sekolah," ujar dia.
Kemudian, Program Sekolah Orang Tua Hebat, dimana orang tua akan dilatih oleh tenaga psikologi terkait pengetahuan tentang pola asuh dan parenting, serta pelatihan Bina Keluarga Balita, Bina Keluarga Remaja, Bina Keluarga Lansia, dan webinar/talkshow seputar kesetaraan gender.
Psikolog Puspaga Fatchul Munir mengatakan, tantangan pada zaman modern saat ini adalah terhadap akses informasi dan pengetahuan yang banyak mengalami perubahan. Dari perubahan situasi tersebut, orang tua diharapkan bisa merubah tujuan berkeluarga dengan memperhatikan ketahanan keluarga.
"Maka orang tua harus memperhatikan beberapa fungsi untuk menjaga ketahanan keluarga, yakni cinta kasih, agama, perlindungan, sosial budaya, ekonomi, sosialisasi, pendidikan, pembinaan lingkungan, dan reproduksi," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2022