Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi menargetkan capaian transaksi belanja daring melalui aplikasi e-Peken yang saat ini sudah tembus Rp5 miliar dalam sebulan, maka kedepannya bisa mencapai Rp17 miliar.
Eri Cahyadi di Surabaya, Minggu, mengatakan, semua itu bisa terwujud jika semua pihak bergotong-royong. "Tanpa gotong-royong dan kalau kita merasa hebat dan sempurna, hal itu tidak akan bisa terwujud," katanya.
Diketahui e-Peken merupakan aplikasi berbasis mobile yang menghubungkan toko kelontong dan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) di Kota Surabaya dengan konsumen.
Aplikasi berbasis daring ini diluncurkan oleh Pemerintah Kota Surabaya pada 31 Oktober 2021. Aplikasi ini mempermudah toko kelontong dan UMKM dalam memperluas jangkauan pemasarannya, sekaligus mendorong berkembangnya ekonomi kerakyatan.
Wali Kota Eri mengatakan, berbagai program yang telah dilakukan Pemkot Surabaya itu sudah diatur dan sesuai dengan Surat Edaran (SE) Mendagri bahwa belanja APBD sebesar 40 persen harus digunakan untuk UMKM.
"Jadi, selama ini yang kami lakukan sudah ditunjang dan sudah sesuai dengan aturan, sehingga saya harus memastikan bahwa ekonomi kerakyatan harus berjalan di Kota Surabaya ini," katanya.
Ke depan, ia memastikan akan selalu fokus membantu UMKM di Kota Surabaya. Bahkan, apabila ada kelangkaan, baik tempe maupun minyak goreng dan barang lainnya, pemkot akan langsung turun memberikan intervensi.
"Pemerintah wajib memberikan intervensi dan subsidi dengan menggunakan APBD-nya. Itulah tugas pemerintah, hadir di tengah-tengah rakyatnya," katanya.
Kepala Bidang Distribusi Perdagangan, Dinas Koperasi Usaha Kecil dan Menengah dan Perdagangan (Dinkopdag) Surabaya Devie Afrianto sebelumnya mengatakan, selama sebulan penuh pada Januari 2022, total transaksinya mencapai Rp480 juta.
"Jika dipersentase dari Januari ke pertengahan Februari, ada peningkatan sekitar 500 persen. Itu jumlah transaksi dari 5.481 ASN (Aparatur Sipil Negara) yang berbelanja di Toko Kelontong, yang terdaftar di e-Peken," katanya.
Devie menjelaskan, di aplikasi e-Peken itu terdapat kurang lebih ada sekitar 500 pedagang toko kelontong. Semuanya telah terdaftar dan terverifikasi oleh Dinkopdag Surabaya.
Kebanyakan, toko kelontong yang terdaftar di aplikasi ini menjual berbagai kebutuhan pokok di antaranya ada beras, minyak goreng, telur, gula dan masih banyak lainnya. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2022
Eri Cahyadi di Surabaya, Minggu, mengatakan, semua itu bisa terwujud jika semua pihak bergotong-royong. "Tanpa gotong-royong dan kalau kita merasa hebat dan sempurna, hal itu tidak akan bisa terwujud," katanya.
Diketahui e-Peken merupakan aplikasi berbasis mobile yang menghubungkan toko kelontong dan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) di Kota Surabaya dengan konsumen.
Aplikasi berbasis daring ini diluncurkan oleh Pemerintah Kota Surabaya pada 31 Oktober 2021. Aplikasi ini mempermudah toko kelontong dan UMKM dalam memperluas jangkauan pemasarannya, sekaligus mendorong berkembangnya ekonomi kerakyatan.
Wali Kota Eri mengatakan, berbagai program yang telah dilakukan Pemkot Surabaya itu sudah diatur dan sesuai dengan Surat Edaran (SE) Mendagri bahwa belanja APBD sebesar 40 persen harus digunakan untuk UMKM.
"Jadi, selama ini yang kami lakukan sudah ditunjang dan sudah sesuai dengan aturan, sehingga saya harus memastikan bahwa ekonomi kerakyatan harus berjalan di Kota Surabaya ini," katanya.
Ke depan, ia memastikan akan selalu fokus membantu UMKM di Kota Surabaya. Bahkan, apabila ada kelangkaan, baik tempe maupun minyak goreng dan barang lainnya, pemkot akan langsung turun memberikan intervensi.
"Pemerintah wajib memberikan intervensi dan subsidi dengan menggunakan APBD-nya. Itulah tugas pemerintah, hadir di tengah-tengah rakyatnya," katanya.
Kepala Bidang Distribusi Perdagangan, Dinas Koperasi Usaha Kecil dan Menengah dan Perdagangan (Dinkopdag) Surabaya Devie Afrianto sebelumnya mengatakan, selama sebulan penuh pada Januari 2022, total transaksinya mencapai Rp480 juta.
"Jika dipersentase dari Januari ke pertengahan Februari, ada peningkatan sekitar 500 persen. Itu jumlah transaksi dari 5.481 ASN (Aparatur Sipil Negara) yang berbelanja di Toko Kelontong, yang terdaftar di e-Peken," katanya.
Devie menjelaskan, di aplikasi e-Peken itu terdapat kurang lebih ada sekitar 500 pedagang toko kelontong. Semuanya telah terdaftar dan terverifikasi oleh Dinkopdag Surabaya.
Kebanyakan, toko kelontong yang terdaftar di aplikasi ini menjual berbagai kebutuhan pokok di antaranya ada beras, minyak goreng, telur, gula dan masih banyak lainnya. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2022