Pemerintah Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur, dan PT KIS, selaku pengelola Kawasan Industri Jabon, melakukan kerja sama pemenuhan kebutuhan pekerja menyusul telah beroperasinya industri di wilayah tersebut.
Bupati Sidoarjo Ahmad Muhdlor di Sidoarjo, Senin, mengatakan dalam kerja sama tersebut, kebutuhan pekerja di Kawasan Industri Jabon akan dipenuhi 60 persen dari warga Kecamatan Jabon.
"Langkah ini upaya pemkab agar warga sekitar tidak hanya menjadi penonton, tapi juga terlibat aktif dalam aktivitas ekonomi di kawasan industri Jabon," ujarnya di sela penandatanganan kerja sama di Kantor Kecamatan Jabon.
Ia mengemukakan, setelah kesepakatan itu maka tugas pemerintah daerah adalah menyiapkan tenaga untuk memenuhi kebutuhan pekerja.
"Tahun ini diperkirakan kebutuhan mencapai 500 tenaga kerja untuk satu perusahaan," ujarnya.
Gus Muhdlor meminta warga Jabon agar peluang kerja sama ini tidak disia-siakan. Warga yang ingin mendapatkan pekerjaan diminta meningkatkan kompetensi dan mengasah ketrampilannya.
Pemkab Sidoarjo, lanjutnya, juga menyiapkan balai latihan kerja khusus yang dibangun di KIS Jabon, sehingga tidak ada lagi nantinya pekerja yang tidak kompeten, karena sudah melalui proses pelatihan kompetensi dan ketrampilan.
"Maka dari itu tenaga kerja yang telah diberi kesempatan tersebut agar selalu meningkatkan kualitas kerja mereka," ujarnya.
Ia mengingatkan kepada warga Jabon bila nantinya sudah bekerja diterima di KIS diminta untuk menjaga nama baik Pemda Sidoarjo.
"Yang terpenting dua sisi jalan, warga sini tidak hanya jadi penonton tapi juga jadi pemain. Kemudian jadilah tuan rumah yang baik, tidak boleh seenaknya sendiri dalam bekerja," kata Gus Muhdlor.
Sementara itu, Direktur KIS Eska Kanasut mengatakan investor di kawasan industri Jabon ini terus bertambah dan dia mencontohkan, awal tahun ini sudah ada pabrik galvalum yang butuh 500 tenaga kerja.
Eska memperkirakan perusahaan galvalum tersebut jika sudah beroperasi penuh akan menyerap 2.000 tenaga kerja baru.
"Minimal 1.200 orang akan diambilkan dari warga Kecamatan Jabon. Kami prioritaskan lebih dulu. Sisanya, warga di luar Jabon dan masih warga Sidoarjo," ucapnya.
Eska berharap tenaga kerja yang masuk nanti tenaga kerja yang terampil atau siap kerja.
"Secara bertahap perusahaan yang menempati kawasan industri Jabon tahun ini sudah mulai beroperasi, sekitar pertengahan tahun tahap uji coba produksi," kata Eska.
Kepala Disnaker Kabupaten Sidoarjo Fenny Apridawati mengatakan berdasar hasil pendataan dan analisis data bersama 72 relawan serta tim pusat kajian Sustainable Development Goals (SDGs) ITS menyebut di 14 desa Kecamatan Jabon sebanyak 3.404 atau 31,68 persen merupakan pengangguran terbuka.
Data tersebut, tambahnya, dikumpulkan dalam waktu lima hari by name by address dari 4.385 kepala keluarga dari total 18.849 KK di Kecamatan Jabon.
"Dengan tingginya tingkat pengangguran terbuka ini. Pemkab berupaya agar masyarakat Jabon bisa terserap, bekerja di KIS Jabon," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2022
Bupati Sidoarjo Ahmad Muhdlor di Sidoarjo, Senin, mengatakan dalam kerja sama tersebut, kebutuhan pekerja di Kawasan Industri Jabon akan dipenuhi 60 persen dari warga Kecamatan Jabon.
"Langkah ini upaya pemkab agar warga sekitar tidak hanya menjadi penonton, tapi juga terlibat aktif dalam aktivitas ekonomi di kawasan industri Jabon," ujarnya di sela penandatanganan kerja sama di Kantor Kecamatan Jabon.
Ia mengemukakan, setelah kesepakatan itu maka tugas pemerintah daerah adalah menyiapkan tenaga untuk memenuhi kebutuhan pekerja.
"Tahun ini diperkirakan kebutuhan mencapai 500 tenaga kerja untuk satu perusahaan," ujarnya.
Gus Muhdlor meminta warga Jabon agar peluang kerja sama ini tidak disia-siakan. Warga yang ingin mendapatkan pekerjaan diminta meningkatkan kompetensi dan mengasah ketrampilannya.
Pemkab Sidoarjo, lanjutnya, juga menyiapkan balai latihan kerja khusus yang dibangun di KIS Jabon, sehingga tidak ada lagi nantinya pekerja yang tidak kompeten, karena sudah melalui proses pelatihan kompetensi dan ketrampilan.
"Maka dari itu tenaga kerja yang telah diberi kesempatan tersebut agar selalu meningkatkan kualitas kerja mereka," ujarnya.
Ia mengingatkan kepada warga Jabon bila nantinya sudah bekerja diterima di KIS diminta untuk menjaga nama baik Pemda Sidoarjo.
"Yang terpenting dua sisi jalan, warga sini tidak hanya jadi penonton tapi juga jadi pemain. Kemudian jadilah tuan rumah yang baik, tidak boleh seenaknya sendiri dalam bekerja," kata Gus Muhdlor.
Sementara itu, Direktur KIS Eska Kanasut mengatakan investor di kawasan industri Jabon ini terus bertambah dan dia mencontohkan, awal tahun ini sudah ada pabrik galvalum yang butuh 500 tenaga kerja.
Eska memperkirakan perusahaan galvalum tersebut jika sudah beroperasi penuh akan menyerap 2.000 tenaga kerja baru.
"Minimal 1.200 orang akan diambilkan dari warga Kecamatan Jabon. Kami prioritaskan lebih dulu. Sisanya, warga di luar Jabon dan masih warga Sidoarjo," ucapnya.
Eska berharap tenaga kerja yang masuk nanti tenaga kerja yang terampil atau siap kerja.
"Secara bertahap perusahaan yang menempati kawasan industri Jabon tahun ini sudah mulai beroperasi, sekitar pertengahan tahun tahap uji coba produksi," kata Eska.
Kepala Disnaker Kabupaten Sidoarjo Fenny Apridawati mengatakan berdasar hasil pendataan dan analisis data bersama 72 relawan serta tim pusat kajian Sustainable Development Goals (SDGs) ITS menyebut di 14 desa Kecamatan Jabon sebanyak 3.404 atau 31,68 persen merupakan pengangguran terbuka.
Data tersebut, tambahnya, dikumpulkan dalam waktu lima hari by name by address dari 4.385 kepala keluarga dari total 18.849 KK di Kecamatan Jabon.
"Dengan tingginya tingkat pengangguran terbuka ini. Pemkab berupaya agar masyarakat Jabon bisa terserap, bekerja di KIS Jabon," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2022