Wali Kota Kediri Abdullah Abu Bakar mengajak anak-anak sekolah turut serta menjaga lingkungan sekitar dari tumpukan sampah sehingga tetap bersih.

"Mengolah sampah ini juga penting untuk kita lakukan. Ada 140 hingga 150 ton rata-rata sampah setiap harinya di TPA Klotok. Kota kita ini kecil tidak bisa lagi kita pengadaan TPA (tempat pembuangan akhir sampah). Kami punya cita-cita menjadi zero waste city. Nah ini harus kita wujudkan bersama-sama," katanya di Kediri, Jawa Timur, Rabu.

Saat memberikan pembinaan Sekolah Adiwiyata di SMP Negeri 3 Kediri itu, ia menekankan di sekolah anak-anak diajarkan menjaga kebersihan lingkungan dan bertanggung jawab terhadap sampah yang dihasilkan. Generasi penerus harus mulai diajarkan untuk dapat memilah sampah sendiri.

Ia berharap, dengan Sekolah Adiwiyata ini anak-anak menjadi lebih semangat untuk peduli terhadap lingkungan dan sampah. Anak-anak harus dibangun kesadarannya untuk meletakkan sampahnya di tempat yang benar.

Ia mengungkapkan tanggung jawab untuk menjaga lingkungan ini harus benar-benar ditanamkan sejak dini.

"Anak-anak harus diajarkan untuk tidak membuang sampah sembarangan. Saat terjadi banjir kita lihat saluran airnya. Ternyata banyak tersumbat sampah-sampah plastik yang dibuang sembarangan. Kalau kita ajarkan tanggung jawab lingkungan dan sampah di lingkungan sekolah pasti di lingkungan rumah juga akan terbiasa," kata Mas Abu, sapaan akrabnya.

Ia mengajak seluruh pihak untuk terus menjaga keberlanjutan di Kota Kediri. Semua bisa dimulai dengan langka-langkah kecil, seperti tidak membuang sampah sembarangan dan mengurangi penggunaan plastik.

"Kota kita ini harus terus sustain. Kita harus terus menjaga lingkungan agar lingkungan kita tidak tercemar. Nanti kalau sudah tercemar susah untuk mengembalikan lagi. Makanya jaga mulai dari sekarang," kata dia.

Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kebersihan dan Pertamanan (DLHKP) Kota Kediri Anang Kurniawan menambahkan Adiwiyata ini penghargaan diberikan kepada pemerintah kota/kabupaten, provinsi, maupun pusat kepada sekolah yang berhasil melaksanakan gerakan peduli dan berbudaya lingkungan di lingkungan sekolah.

Pada 2022 ada delapan sekolah yang dikirim ke tingkat provinsi yakni SDN Tamanan, SDN Sukorame 2, SDN Mojoroto 4, SD Plus Rahmat, SMPN 3 Kediri, SMP Ar-Rahman, SMP Katolik Santa Maria, dan SMK PGRI 2 terkait dengan penilaian penghargaan itu.

"Untuk yang kami kirimkan ke tingkat provinsi ini telah memenuhi syarat, yakni minimal satu tahun telah meraih Adiwiyata tingkat kota/kabupaten. Selanjutnya juga begitu untuk tingkat nasional harus minimal satu tahun meraih Adiwiyata tingkat provinsi. Serta yang paling tertinggi yakni Mandiri minimal harus satu tahun meraih Adiwiyata tingkat nasional dan memiliki dua sekolah binaan," kata Anang.

Dalam kegiatan itu, Wali Kota Abdullah Abu Bakar  juga menyerahkan tanaman dan biopori kepada delapan sekolah yang akan mengikuti penilaian Adiwiyata tingkat provinsi.

Hadir dalam acara ini, Kepala Dinas Pendidikan Siswanto, perwakilan Cabang Dinas Pendidikan Provinsi Wilayah Kediri dan kepala sekolah yang sekolahnya akan mengikuti penilaian Adiwiyata tingkat Provinsi Jatim.

Pewarta: Asmaul Chusna

Editor : Didik Kusbiantoro


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2022