Bupati Gresik Fandi Akhmad Yani menemui Bupati Lamongan Yuhronur Efendi membahas normalisasi sungai untuk penanggulangan banjir Bengawan Jero atau anak Bengawan Solo yang melintas di dua wilayah setempat.
 
Yuhronur usai pertemuan di Lamongan, Jawa Timur, Rabu, mengatakan kerja sama yang dilakukan antarwilayah ini sangat dibutuhkan karena antara Kabupaten Gresik-Lamongan serta Bojonegoro saling terintegrasi satu sama lain.
 
"Kami perlu melakukan konsolidasi, menyinkronkan, menjadi sepemahaman dalam berbagai bidang. Penanganan banjir, misalnya, dalam penanganan saluran air karena ini bukan persoalan lokal Lamongan saja," katanya.
 
Usai pertemuan keduanya, Yuhronur berjanji akan menindaklanjuti dengan penandatanganan MoU dan kajian oleh tim teknis agar bisa segera memberi manfaat oleh masyarakat.
 
Sementara itu, Kabag Protokol dan Komunikasi Pimpinan Pemkab Lamongan Arif Bakhtiar mengatakan selain membahas banjir Bengawan Jero, pertemuan keduanya juga menyepakati beberapa hal, seperti usulan peningkatan status Jalan Ruas Sukodadi-Banjarwati menjadi kewenangan provinsi, ekspor bersama produk unggulan, kerja sama di bidang perikanan serta penataan Weru-Campurejo.
 
"Ada beberapa hal yang disepakati dalam pertemuan kali ini, mulai dari normalisasi sungai untuk penanggulangan banjir Bengawan Jero, peningkatan status jalan Sukodadi-Banjarwati yang sebagian ruas ada wilayah Gresik, supporting pembangunan TPI di Weru-Campurejo, ekspor produk, salah satunya sorgum, juga kerja sama sharing program pemasaran bibit ikan bandeng dari Lamongan untuk kemudian dibudidayakan di Kampung Bandeng Gresik," katanya.
 
Sebelumnya, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Gresik mencatat delapan desa tergenang banjir akibat luapan Kali Lamong, yang merupakan anak Sungai Bengawan Solo, setelah hujan dengan intensitas tinggi terjadi di wilayah setempat.
 
Kepala Pelaksana BPBD Gresik Tarso Sagito mengatakan luapan Kali Lamong awalnya hanya menggenangi lima desa, namun meluas menjadi delapan desa yang tersebar di dua kecamatan.
 
Delapan desa itu meliputi Dapet, Wotan Sari, Banjar Agung, Sekarputih, Pucung, Lundo, Sedapurklagen, dan Desa Deliksumber
 
Tarso mengatakan ketinggian genangan air di masing-masing desa berbeda-beda dan mengakibatkan sejumlah akses jalan kampung terputus serta lahan persawahan dan tambak tidak bisa diakses.

Pewarta: A Malik Ibrahim

Editor : Didik Kusbiantoro


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2022