Pemerintah Kota Surabaya menggandeng sembilan perguruan tinggi (PT) meluncurkan Program Merdeka Belajar di Kampus Merdeka (MBKM) di Balai Kota Surabaya, Jawa Timur, Jumat.

"Insya Allah perguruan tinggi ini akan melakukan Merdeka Belajar di Pemkot Surabaya. Jadi bisa magang, setelah itu turun di lapangan," kata Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi saat peluncuran MBKM.

Sembilan perguruan tinggi tersebut di antaranya adalah Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS), Universitas 17 Agustus 1945 (Untag), Universitas Airlangga (Unair), Universitas Islam Negeri Sunan Ampel (Uinsa), Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya (Unusa), Universitas Negeri Surabaya (Unesa), Universitas Pembangunan Nasional (UPN) Veteran,  Universitas Surabaya (Ubaya), dan Politeknik Elektronika Negeri Surabaya (Pens).

Wali kota Eri mengatakan, melalui program kolaborasi tersebut, para mahasiswa akan memiliki kesempatan dan pengalaman untuk mengimplementasikan secara langsung bidang keilmuan dari masing-masing jurusan di perguruan tinggi. 

Selain itu, lanjut dia, mahasiswa diharapkan mampu untuk membantu Pemkot Surabaya dalam menyelesaikan persoalan di berbagai bidang.

Selain magang, Eri juga mempersilahkan para mahasiswa untuk melakukan penelitian melalui laboratorium yang ada di berbagai bidang yang dimiliki oleh Pemkot Surabaya. 

"Jadi bisa berkolaborasi juga dengan mahasiswa yang ber-KTP Surabaya, jadi bisa langsung bekerja dan bisa langsung menciptakan lapangan pekerjaan," ujarnya.

Eri mengaku, kolaborasi bersama sembilan perguruan tinggi di Kota Surabaya ini juga semakin menunjukkan kebersamaan dan rasa gotong-royong yang berlandaskan asas Pancasila, melainkan juga menjadi bagian dari mimpi Wali Kota Eri sebelum menjabat sebagai Wali Kota Surabaya.

"Bila semua kekuatan ini bersatu, maka Insya Allah apapun itu bisa kita lakukan dan Alhamdulillah hari ini para rektor yang hebat memberikan bantuan dengan kekuatan kampusnya melalui Kampus Merdeka Belajar untuk menjadi pembangunan di Kota Surabaya, terima kasih banyak," katanya.

Di sisi lain, Wali Kota Eri juga bermimpi bahwa program tersebut bisa menjadi rintisan Corporate University. Sebab, ia menyadari bahwa kehadiran perguruan tinggi sangat luar biasa untuk menjadi pembangunan di Kota Surabaya.

"Ketika ada KKN, magang, atau ada mata kuliah lainnya tidak usah di luar Kota Surabaya, karena Insya Allah di Pemkot banyak bidangnya. Seperti mahasiswa kedokteran bisa memberikan pendampingan untuk bayi stunting dan gizi buruk atau mahasiswa teknik sipil ikut dalam perencanaan pembangunan," katanya.

Mantan Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Kota (Bappeko) Surabaya ini kemudian memberikan contoh mengenai Aplikasi Sayang Warga yang menggandeng para kader setempat untuk ikut mengisi dan mengkonfirmasi data masyarakat. 

Ia berharap bila mahasiswa dari perguruan tinggi bisa ikut mendampingi di tingkat kelurahan dan para kader.

"Insya Allah karena ada program kita ada di tingkat RT. Sebab, saya takut kalau APBD tidak tepat sasaran karena datanya tidak tepat," ujarnya.

Sementara itu, Kepala Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil (Dispendukcapil) Kota Surabaya Agus Imam Sonhaji mengatakan, kolaborasi ini dilakukan karena telah melihat potensi besar untuk mengkolaborasikan keunggulan dari perguruan tinggi.

"Harapannya bisa bersama-sama mendapatkan peluang untuk mengembangkan jajarannya masing-masing. Adminduk ini di dalam MBKM meliputi program pelaksanaan pelayanan yang sampai di tingkat Kecamatan, Kelurahan, hingga tingkat RT/RW," katanya. (*)


 

Pewarta: Abdul Hakim

Editor : Slamet Hadi Purnomo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2022