Beberapa hari terakhir, biasanya Kota Surabaya selalu diguyur hujan yang turun sejak subuh. Namun pagi itu, Rabu, 12 Januari 2022, cuaca terlihat cerah.  

Sekitar pukul 07.00 WIB, Akhmad Wahyudi tiba di Kantor Dinas Ketenagakerjaan Provinsi Jawa Timur, Jalan Dukuh Menanggal Surabaya. 

Di lingkungan kantor itu sudah ramai orang, perwakilan pekerja dari berbagai instansi. Mereka diundang untuk mengikuti "kick off" vaksinasi virus corona (COVID-19) dosis ketiga atau "booster", yang menurut jadwal pada pagi hari itu diresmikan oleh Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa.
   
Akhmad Wahyudi mengaku senang menjadi salah satu yang diundang untuk mengikuti "kick off" vaksinasi booster. Dengan begitu, dia bersama para undangan lainnya akan menjadi kelompok warga Jawa Timur yang pertama kali melengkapi vaksinasi COVID-19 dengan dosis ketiga.

"Sebelumnya sudah dua kali menjalani vaksinasi COVID-19 menggunakan AstraZeneca," katanya.  

Salah satu yang membuat  pria berusia 55 tahun itu antusias mengikuti vaksinasi booster COVID-19 karena setelah dua kali menjalani vaksinasi sebelumnya tidak merasakan kejadian ikutan pasca imunisasi.

"Pada dasarnya saya memang suka berolahraga demi menjaga tubuh agar tetap sehat," ujarnya. Itu terlihat dari postur tubuhnya yang tampak ramping  seperti seorang atlet, sepadan dengan tinggi badannya yang jangkung. 

Pria berusia 55 tahun yang rambutnya mulai memutih itu sehari-hari bekerja sebagai guru agama di Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri 22 Surabaya. 

Selama sekitar dua tahun di awal masa pandemi COVID-19, Akhmad Wahyudi terpaksa mengajar anak-anak didiknya secara daring dari rumah. Namun per 3 Januari lalu, siswa-siswi SMA atau sederajat di Kota Surabaya sudah memulai pembelajaran tatap muka di kelas.   

"Setelah hari ini mengikuti vaksinasi booster, saya akan merasa nyaman mengajar di dalam kelas. Tidak khawatir menularkan COVID-19 kepada anak-anak didik," ucapnya.


Bulan K3 

Pagi itu, Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa meresmikan kick off vaksinasi booster untuk wilayah provinsi setempat, setelah terlebih dahulu mengawalinya dengan apel upacara peringatan Bulan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) Nasional tahun 2022. 

Bulan K3 Nasional rutin diperingati setiap tahun mulai tanggal 12 Januari - 12 Februari. 

"Hari ini kick off vaksinasi booster digelar bertepatan dengan dimulainya Bulan K3 Nasional tahun 2022 tanggal 12 Januari. Karenanya kick off vaksinasi booster untuk wilayah Jawa Timur kami pusatkan di Kantor Dinas Ketenagakerjaan," katanya. 

Dalam kesempatan itu, Gubernur Khofifah menegaskan, bagi pekerja atau karyawan, di tengah pandemi COVID-19, vaksinasi booster adalah bagian dari K3.  

Sejak awal masa pandemi di tahun 2020, mantan Menteri Sosial itu telah menekankan agar setiap instansi atau perusahaan di Jawa Timur memiliki program pencegahan dan penanggulangan COVID-19 demi melindungi para karyawan sebagai bagian dari budaya K3.   

Karenanya, dari total 805 penghargaan terkait berbagai kategori budaya K3 yang diberikan, Gubernur Khofifah saat memimpin apel upacara pada 12 Januari lalu, di antaranya menganugerahkan kepada sebanyak 170 perusahaan yang dinilai terbaik dalam menjalankan program pencegahan dan penanggulangan COVID-19 di wilayah Jawa Timur. 

"Hari ini, seiring dimulainya vaksinasi booster, tetap kita harus lakukan percepatan vaksinasi terutama untuk warga lanjut usia atau lansia. Kemudian terhadap para pekarja yang berada di layanan-layanan lini terdepan atau pelayanan publik, serta anak-anak sekolah yang sudah memulai pembelajaran tatap muka. Artinya percepatan vaksinasi dosis 1, 2 dan 3 harus gencar dilakukan bersama-sama," tuturnya. 


Ketersediaan vaksin

Sementara Kepala Dinas Kesehatan (Kadinkes) Provinsi Jawa Timur dr Erwin Astha Triyono memastikan ketersediaan vaksin COVID-19 untuk percepatan vaksinasi dosis 1, 2 dan 3.  

"Ketersediaan vaksin COVID-19 di Jawa Timur saat ini sekitar 100 ribu dosis untuk masing-masing merek. Jumlah stoknya selalu dinamis untuk masing-masing merek di angka 100 ribuan dosis karena terus dipasok secara bertahap oleh pemerintah pusat," katanya.
 
Kadinkes Erwin menjelaskan pemerintah pusat telah menghitung secara mendasar pasokan vaksin ke tiap daerah dan pemerintah provinsi siap memfasilitasi kebutuhan masyarakat. 

Dia mencontohkan, sepanjang bulan Januari, untuk pelaksanaan vaksinasi booster di Jawa Timur, pemerintah pusat telah merekomendasikan untuk pasien yang sudah lengkap vaksin primernya, atau telah mendapatkan dosis 1 dan 2, dari kelompok vaksin merek Sinovac dan AstraZeneca. 

"Setiap pasien yang vaksin primernya Sinovac, vaksinasi boosternya diberi setengah dosis dari AstraZeneca. Sedangkan yang vaksin primernya AstraZeneca diberi vaksinasi booster setengah dosis menggunakan merek Moderna. Itu semuanya sudah sudah dihitung secara mendasar oleh pemerintah," ujarnya.  

Selain itu, lanjut dr Erwin, pemerintah juga telah mengatur bahwa tiap daerah kabupaten/ kota yang diperbolehkan menyelenggarakan vaksinasi booster harus memenuhi sejumlah persyaratan, di antaranya vaksinasi dosis 1 untuk masyarakat umum telah memenuhi target minimal 70 persen dan lansia lebih dari 60 persen.

Namun, dr Erwin menandaskan, mengikuti arahan Presiden Joko Widodo, seluruh daerah kabupaten/ kota di wilayah Jawa Timur, diperbolehkan melayani vaksinasi booster COVID-19 untuk warga lansia, serta kelompok rentan lainnya.

"Maka, dengan perhitungan dan persyaratan yang telah diatur oleh pemerintah pusat, selain mulai menggelar vaksinasi booster, Pemerintah Provinsi Jawa Timur tetap fokus melakukan percepatan vaksinasi COVID-19 untuk dosis 1 dan 2, yaitu bagi anak-anak sekolah dasar, usia 6 hingga 11 tahun, serta remaja SMP, SMA atau sederajat, yang sudah memulai pembelajaran tatap muka, serta masyarakat umum dan lansia," ucapnya.


Dorong perekonomian

Dewan K3 Provinsi (DK3P) Jawa Timur menilai pemerintah telah berperan maksimal dalam memberikan perhatian agar setiap perusahaan selalu melindungi keselamatan dan kesehatan para pekerjanya di tengah pandemi COVID-19.

Bahkan, Wakil Ketua DK3P Jawa Timur Edi Priyanto menyebut sejumlah perhatian pemerintah terkait upaya perlindungan terhadap pekerja selama masa pandemi COVID-19  sangat bermanfaat, khususnya demi perbaikan dan percepatan perekonomian nasional.  

"Maka pemerintah akan terus mengingatkan kepada segenap pengusaha atau pimpinan perusahaan untuk selalu memperhatikan aspek K3 di masa pandemi COVID-19 agar para pekerja tetap dapat bekerja dengan produktif," katanya. 

Lebih lanjut, Edi mengungkapkan, penguatan peran Panitia Pembina Keselamatan dan Kesehatan Kerja (P2K3) dan pembentukan Satuan Tugas (Satgas) COVID-19 di setiap perusahaan, sebagaimana ditekankan pemerintah, menjadi faktor penting dalam pencegahan penularan COVID-19 di area kerja.

"Kebijakan yang ditekankan pemerintah tersebut memaksa pemberi kerja untuk memperhatikan aspek K3 di lingkungan kerja masing-masing, yang bisa jadi sebelumnya belum mempedulikannya," ujarnya. 

Di antaranya pemerintah telah mewajibkan setiap pengusaha untuk melakukan penilaian risiko penularan COVID-19 di lingkungan kerja masing-masing. Selain itu didorong melakukan upaya mitigasi serta penyiapan sarana dan prasarana guna mencegah penularan COVID-19 di lingkungan kerja.

"Pandemi COVID-19 memaksa setiap pihak untuk beradaptasi, termasuk pengusaha yang harus menyediakan fasilitas untuk penanggulangan dan pencegahan penularan beserta instrumen perangkatnya demi kelangsungan usahanya. Pimpinan perusahaan pun semakin sadar akan pentingnya K3 dalam perusahaan," ucap Edi.

Namun begitu, Dirketur Sumber Daya Manusia PT Terminal Petikemas Indonesia itu menandaskan, tingkat kesadaran pengusaha dan pekerja terhadap K3 masih perlu ditingkatkan. 

"Masih ditemui perusahaan yang belum sepenuhnya sadar akan pentingnya K3 dalam mendukung peningkatan bisnis usaha. Untuk itu, DK3Pbersama-sama dengan pihak terkait akan selalu aktif melakukan edukasi di kalangan perusahaan sektor industri formal maupun nonformal," katanya. (*)

Pewarta: Hanif Nashrullah

Editor : Slamet Hadi Purnomo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2022