Pemerintah Kota Madiun, Jawa Timur, meminta masyarakat mewaspadai ancaman penyakit demam berdarah (DB) yang disebabkan gigitan nyamuk Aedes Aegypti, menyusul tingginya curah hujan dalam beberapa pekan terakhir.

Kepala Dinas Kesehatan, Pengendalian Penduduk, dan Keluarga Berencana (Dinkes-PPKB) Kota Madiun dr. Denik Wuryani di Madiun, Jumat, mengatakan saat musim hujan rawan adanya genangan yang menjadi tempat nyamuk Aedes Aegypti berkembang biak.

"Curah hujan mulai tinggi, masyarakat juga harus peduli dengan DB. Caranya rajin membersihkan lingkungan tempat tinggal, jangan sampai ada tempat-tempat yang tergenang," ujarnya.

Berdasarkan catatan Dinas Kesehatan, Pengendalian Penduduk dan KB (Dinkes-PPKB), sejak awal Januari hingga saat ini sudah ada laporan tujuh kasus DB,  sedangkan selama 2021 terdapat 48 kasus DB.

Sejumlah langkah pencegahan dilakukan oleh Dinkes-PPKB untuk mencegah penularan DB, salah satunya menggelar pengasapan untuk membunuh nyamuk. Menurutnya, pengasapan dapat dilakukan jika terdapat kasus DB, maka petugas puskesmas melakukan penyelidikan epidemiologi.

Apabila ditemukan kasus lain dan jentik nyamuk di 20 rumah lainnya, maka pengasapan dapat dilakukan. Pengasapan dilakukan sebanyak dua kali di lokasi yang sama, dengan jarak satu pekan setelah pengasapan pertama dilaksanakan.

Selain pengasapan, lanjutnya, hal penting lainnya untuk mencegah DB adalah harus rajin melakukan pemberantasan sarang nyamuk (PSN) dengan 3M plus, terdiri dari menguras bak mandi, menutup penampungan air
dan mengubur atau memanfaatkan barang-barang bekas.

"Plusnya, bisa dengan menggunakan kelambu, lotion antinyamuk, memakai baju lengan panjang, dan makan makanan bergizi," katanya.

Selain PSN, melalui kader jumatik, posyandu, dan PKK, dinkes juga gencar melakukan sosialisasi tentang waspada DB dan rajin menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS).

Pewarta: Louis Rika Stevani

Editor : Didik Kusbiantoro


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2022