Dirut Perusahaan Daerah Taman Satwa (PDTS) membantah tidak adanya studbook atau buku pencatatan silsilah satwa prioritas seperti Babirusa, Komodo, Bekantan dan lainnya di Kebun Binatang Surabaya (KBS).
"Terkait dengan tanggapan om Singky (Koordinator Aliansi Pecinta Satwa Liar Indonesia (Apecsi) untuk studbook keeper KBS, mungkin om Singky sudah kangen berat dan perlu untuk jalan-jalan ke KBS lagi sambil lihat bagaimana progres manajemen konservasi di KBS," kata Dirut PDTS KBS Khoriul Anwar saat diskusi di Grup WA Surabaya oh Surabaya (SOS), Jumat pagi.
Pernyataan Dirut KBS tersebut menanggapi penyataan Koordinator Apecsi Singky Soewadji disejumlah media yang mempertanyakan, apakah ke empat jenis satwa di KBS ini telah terdokumentasi dan terinventarisir dalam studbook keeper di KBS?.
Bahkan Singky mengatakan, ada karyawan yang bernama Sri Pentawati sebagai pemegang stud book Keeper, tapi pihaknya saat ini tidak mengetahui petugas tersebut bertugas sebagai apa di KBS.
"Silahkan kalau ada waktu om Singky datang ke KBS, saya dampingi keliling sambil diskusi-diskusi untuk pengembangan dan kemajuan KBS tercinta ini," katanya.
Khoirul menjelaskan, saat ini pencatatan satwa di KBS tetap berjalan dengan baik, KBS sudah melakukan penandaan dan pencatatan pada satwa-satwa yang ada di KBS, hasil pencatatan dan inventaris satwa tersebut terlapor kepada otoritas yaitu BKSDA. Silsilah satwa tersebut tercatat dalam studbook dan terdapat petugas untuk mengelola penandaan dan pencatatan tersebut.
Menurutnya, satwa-satwa di KBS terutama satwa yang termasuk satwa prioritas telah dilakukan penandaan (identifikasi) dan tercatat dalam studbook.
Bahkan di KBS sendiri terdapat petugas yang mengelola studbook (studbook keeper) lokal yang membuat pencatatan satwa untuk internal KBS. Namun, lanjut dia, KBS juga mendapat kehormatan untuk menjadi Studbook Keeper Nasional untuk dua spesies satwa prioritas yaitu Komodo yang di kelola oleh drh. Rahmat Suharta dan Babirusa yang dikelola oleh Ibu Sri Pentawati.
"Upaya KBS untuk terus berbenah tidak berhenti di sana, pada tahun 2017 KBS sempat menjadi tuan rumah untuk pelatihan Studbook Keeper oleh Perhimpunan Kebun Binatang Se-Indonesia (PKBSI).
Tidak hanya itu, lanjut dia, KBS juga berperan aktif dalam Golbal Species Management Plan (GSMP) atau Program Pengelolaan Spesies Global untuk satwa Babirusa, Banteng, Anoa. KBS didampingi Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Jatim juga rutin mengadakan penghitungan satwa dan penandaan.
"Inventaris satwa KBS selalu terlaporkan ke BBKSDA Jatim dan BBKSDA Jatim senantiasa mendampingi dan memberikan pembinaan teknis dan adminstratif bagi KBS. Kedepannya KBS akan terus meningkatkan pengelolaan satwa, termasuk pencatatan dan tertib administrasi, demi tercapainya kesejahteraan satwa," ujarnya. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2022
"Terkait dengan tanggapan om Singky (Koordinator Aliansi Pecinta Satwa Liar Indonesia (Apecsi) untuk studbook keeper KBS, mungkin om Singky sudah kangen berat dan perlu untuk jalan-jalan ke KBS lagi sambil lihat bagaimana progres manajemen konservasi di KBS," kata Dirut PDTS KBS Khoriul Anwar saat diskusi di Grup WA Surabaya oh Surabaya (SOS), Jumat pagi.
Pernyataan Dirut KBS tersebut menanggapi penyataan Koordinator Apecsi Singky Soewadji disejumlah media yang mempertanyakan, apakah ke empat jenis satwa di KBS ini telah terdokumentasi dan terinventarisir dalam studbook keeper di KBS?.
Bahkan Singky mengatakan, ada karyawan yang bernama Sri Pentawati sebagai pemegang stud book Keeper, tapi pihaknya saat ini tidak mengetahui petugas tersebut bertugas sebagai apa di KBS.
"Silahkan kalau ada waktu om Singky datang ke KBS, saya dampingi keliling sambil diskusi-diskusi untuk pengembangan dan kemajuan KBS tercinta ini," katanya.
Khoirul menjelaskan, saat ini pencatatan satwa di KBS tetap berjalan dengan baik, KBS sudah melakukan penandaan dan pencatatan pada satwa-satwa yang ada di KBS, hasil pencatatan dan inventaris satwa tersebut terlapor kepada otoritas yaitu BKSDA. Silsilah satwa tersebut tercatat dalam studbook dan terdapat petugas untuk mengelola penandaan dan pencatatan tersebut.
Menurutnya, satwa-satwa di KBS terutama satwa yang termasuk satwa prioritas telah dilakukan penandaan (identifikasi) dan tercatat dalam studbook.
Bahkan di KBS sendiri terdapat petugas yang mengelola studbook (studbook keeper) lokal yang membuat pencatatan satwa untuk internal KBS. Namun, lanjut dia, KBS juga mendapat kehormatan untuk menjadi Studbook Keeper Nasional untuk dua spesies satwa prioritas yaitu Komodo yang di kelola oleh drh. Rahmat Suharta dan Babirusa yang dikelola oleh Ibu Sri Pentawati.
"Upaya KBS untuk terus berbenah tidak berhenti di sana, pada tahun 2017 KBS sempat menjadi tuan rumah untuk pelatihan Studbook Keeper oleh Perhimpunan Kebun Binatang Se-Indonesia (PKBSI).
Tidak hanya itu, lanjut dia, KBS juga berperan aktif dalam Golbal Species Management Plan (GSMP) atau Program Pengelolaan Spesies Global untuk satwa Babirusa, Banteng, Anoa. KBS didampingi Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Jatim juga rutin mengadakan penghitungan satwa dan penandaan.
"Inventaris satwa KBS selalu terlaporkan ke BBKSDA Jatim dan BBKSDA Jatim senantiasa mendampingi dan memberikan pembinaan teknis dan adminstratif bagi KBS. Kedepannya KBS akan terus meningkatkan pengelolaan satwa, termasuk pencatatan dan tertib administrasi, demi tercapainya kesejahteraan satwa," ujarnya. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2022