Tim Identifikasi Korban Bencana (Disaster Victim Identification/DVI) Kepolisian Daerah Jawa Timur telah menyerahkan sebanyak tujuh korban awan panas  guguran Gunung Semeru ke pihak keluarga. 

"Ada tujuh jenazah bencana Gunung Semeru yang telah diserahkan kepada pihak keluarga setelah teridentifikasi," kata Kabid Humas Polda Jatim Kombes Polisi Gatot Repli Handoko di RS Bhayangkara Surabaya, Kamis. 

Gatot mengatakan tim DVI Polda Jatim telah menerima 38 jenazah dan sembilan kantong bagian tubuh. Dari jumlah tersebut, 35 jenazah telah teridentifikasi. 

"Jadi yang diperiksa ada 47 kantong. Sebanyak 35 jenazah yang teridentifikasi, yakni 25 laki-laki dan 10 perempuan. Sedangkan yang belum teridentifikasi dan masih proses ada tiga jenazah, yakni dua laki-laki dan satu perempuan, sisanya sembilan kantong adalah body part," ujarnya. 

Untuk data antemortem yang sudah masuk 76 data dan ada 33 sampel DNA yang sudah diambil dari 27 keluarga. Sementara untuk DNA postmortem ada 20 sampel DNA. 

Kabid Dokkes Polda Jatim Kombes Polisi Erwin Zainul Hakim menambahkan sebanyak tujuh jenazah yang sudah teridentifikasi tersebut melengkapi 35 jenazah yang sudah teridentifikasi seluruhnya. 

Berdasarkan analisa operasi DVI, dari 35 jenazah yang sudah diidentifikasi tersebut, hanya 17 persen yang bisa diidentifikasi secara visual. Sedangkan yang teridentifikasi dari rekam medis dan data properti 68 persen. 

Zainul menjelaskan bahwa yang teridentifikasi dari rekam medis, foto gigi dan data foto properti ada sebanyak 20 persen, teridentifikasi dari data primer DNA 11 persen, teridentifikasi sekunder dari foto gigi, data medis, dan diperkuat DNA jumlahnya 2,8 persen. 

"Kami menyampaikan betapa pentingnya informasi dari pihak keluarga korban untuk melaksanakan identifikasi. foto video yang bisa menggambarkan kondisi-kondisi yang cocok dengan kondisi korban," ujarnya. 

Diharapkan informasi dari masyarakat akan memudahkan proses percepatan identifikasi. Sedangkan Posko DVI akan tetap menjalankan fungsi-fungsinya, bahkan sampai semuanya terungkap. 

"Proses identifikasi tidak pernah ditutup. Namun nanti setelah tanggal 3 Januari 2022. Segera proses identifikasi yang sebelumnya laksanakan di RSUD dr. Haryoto akan kami geser ke RS Bhayangkara Lumajang," katanya.

Pewarta: Willy Irawan

Editor : Didik Kusbiantoro


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2021