Diaspora yang tergabung dalam Ikatan Keluarga Banyuwangi (Ikawangi) akan menggelar tari gandrung kolosal serentak dari 22 kota di dalam dan luar negeri yang akan ditayangkan dengan konsep pertunjukan virtual premier show "Gandrung Sewu Nusantara" pada Selasa, 28 Desember 2021.
Penari gandrung mulai dari Medan, Palembang, Jakarta, Bali, Tarakan, Kendari, Kupang, Jayapura, Banyuwangi hingga Hong Kong akan menari bersamaan yang terhubung secara virtual dalam rangka merayakan Hari Jadi Banyuwangi (Harjaba) Ke-250 tahun 2021.
"Kami mengucapkan syukur dan terima kasih atas dukungan dari Ikawangi. Ini akan menjadi media silaturrahim bagi warga Banyuwangi yang ada di berbagai daerah. Semoga ini bisa sedikit mengobati rindu akan kampung halaman dan kian memperkuat tali persaudaraan Ikawangi yang ada di berbagai daerah di Indonesia bahkan luar negeri," ujar Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani, Senin.
Pada gelaran Gandrung Sewu Nusantara ini, nantinya para penari akan menari di lokasi yang menjadi ikon daerah masing-masing. Total sebanyak 250 penari yang akan menari secara bersamaan dengan gerakan dan musik yang sama.
Sedangkan di Banyuwangi, sebanyak 75 orang penari yang merupakan pelajar dari berbagai kecamatan di Banyuwangi berkolaborasi dengan penari gandrung yang berada di luar daerah dan luar negeri secara virtual.
"Pandemi tidak menghentikan kami berkreasi. Bahkan, tahun ini kami menggeber program Maestro Gandrung Mengajar. Para gandrung senior ini turun ke desa-desa untuk mengajar tari ke anak-anak sebagai ajang untuk menguatkan seni budaya lokal sekaligus regenerasi seniman tari," kata Bupati Ipuk.
Sementara itu, Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Banyuwangi Muhammad Yanuarto Bramuda mengemukakan bahwa tari gandrung secara virtual ini digelar sebagai simbol semangat bahwa pandemi tidak menjadi pembatas bagi kreativitas para seniman.
"Kami ingin agar semangat melestarikan budaya dan atraksi yang telah menjadi ikon Banyuwangi terus terjaga. Gandrung Sewu versi baru ini adalah wujud kecintaan kami budaya Banyuwangi," ujarnya.
Bramuda menambahkan biasanya setiap tahun Pemkab Banyuwangi menggelar silaturahim dengan para diaspora yang sedang pulang mudik ke Banyuwangi. Namun, sejak pandemi acara ini ditiadakan untuk sementara waktu, selain juga banyak diaspora yang tidak bisa mudik karena adanya pembatasan.
"Mengobati rasa rindu akan kampung halaman, kami berkolaborasi menggelar acara ini. Sebagai penawar rindu akan tanah kelahiran," tuturnya.
Penampilan tari gandrung kolosal Ikawangi dari berbagai kota ini nantinya akan ditampilkan dalam sebuah desain tayangan yang apik pada 28 Desember 2021 dalam bentuk virtual premier show.
"Hasil kolaborasi tersebut akan kami tayangkan ulang dalam sebuah konsep pertunjukan virtual yang menarik. Nanti, pada 28 Desember 2021 bisa dilihat live di channel YouTube Banyuwangi Tourism dan Kabupaten Banyuwangi dan kanal sosial media lainnya," katanya. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2021
Penari gandrung mulai dari Medan, Palembang, Jakarta, Bali, Tarakan, Kendari, Kupang, Jayapura, Banyuwangi hingga Hong Kong akan menari bersamaan yang terhubung secara virtual dalam rangka merayakan Hari Jadi Banyuwangi (Harjaba) Ke-250 tahun 2021.
"Kami mengucapkan syukur dan terima kasih atas dukungan dari Ikawangi. Ini akan menjadi media silaturrahim bagi warga Banyuwangi yang ada di berbagai daerah. Semoga ini bisa sedikit mengobati rindu akan kampung halaman dan kian memperkuat tali persaudaraan Ikawangi yang ada di berbagai daerah di Indonesia bahkan luar negeri," ujar Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani, Senin.
Pada gelaran Gandrung Sewu Nusantara ini, nantinya para penari akan menari di lokasi yang menjadi ikon daerah masing-masing. Total sebanyak 250 penari yang akan menari secara bersamaan dengan gerakan dan musik yang sama.
Sedangkan di Banyuwangi, sebanyak 75 orang penari yang merupakan pelajar dari berbagai kecamatan di Banyuwangi berkolaborasi dengan penari gandrung yang berada di luar daerah dan luar negeri secara virtual.
"Pandemi tidak menghentikan kami berkreasi. Bahkan, tahun ini kami menggeber program Maestro Gandrung Mengajar. Para gandrung senior ini turun ke desa-desa untuk mengajar tari ke anak-anak sebagai ajang untuk menguatkan seni budaya lokal sekaligus regenerasi seniman tari," kata Bupati Ipuk.
Sementara itu, Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Banyuwangi Muhammad Yanuarto Bramuda mengemukakan bahwa tari gandrung secara virtual ini digelar sebagai simbol semangat bahwa pandemi tidak menjadi pembatas bagi kreativitas para seniman.
"Kami ingin agar semangat melestarikan budaya dan atraksi yang telah menjadi ikon Banyuwangi terus terjaga. Gandrung Sewu versi baru ini adalah wujud kecintaan kami budaya Banyuwangi," ujarnya.
Bramuda menambahkan biasanya setiap tahun Pemkab Banyuwangi menggelar silaturahim dengan para diaspora yang sedang pulang mudik ke Banyuwangi. Namun, sejak pandemi acara ini ditiadakan untuk sementara waktu, selain juga banyak diaspora yang tidak bisa mudik karena adanya pembatasan.
"Mengobati rasa rindu akan kampung halaman, kami berkolaborasi menggelar acara ini. Sebagai penawar rindu akan tanah kelahiran," tuturnya.
Penampilan tari gandrung kolosal Ikawangi dari berbagai kota ini nantinya akan ditampilkan dalam sebuah desain tayangan yang apik pada 28 Desember 2021 dalam bentuk virtual premier show.
"Hasil kolaborasi tersebut akan kami tayangkan ulang dalam sebuah konsep pertunjukan virtual yang menarik. Nanti, pada 28 Desember 2021 bisa dilihat live di channel YouTube Banyuwangi Tourism dan Kabupaten Banyuwangi dan kanal sosial media lainnya," katanya. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2021