Lembaga sosial Ketua DPR RI Puan Maharani, Relawan HaloPuan, fokus kepada upaya melawan stunting atau kekerdilan karena dalam jangka panjang bisa berdampak pada perkembangan kecerdasan dan performa kerja anak saat dewasa.
Koordinator Relawan Poppy Astari mengatakan setelah datang ke berbagai wilayah di Jawa Barat, HaloPuan melihat bahwa angka kejadian kekerdilan cukup tinggi di daerah industri dan padat penduduk.
"Ini karena ibu dan bapak yang bekerja cenderung kurang memperhatikan asupan gizi yang seimbang bagi anak-anak mereka," ujarnya dalam keterangan tertulis diterima di Surabaya, Senin.
Menurut dia, Puan Maharani melalui HaloPuan fokus kepada upaya melawan kekerdilan bukan hanya karena berkaitan dengan kondisi pendek tubuh anak.
Baca juga: Puan Maharani gerakan warga Jatinangor melawan "stunting"
Baca juga: IBI : Bidan miliki peran strategis edukasi turunkan "stunting"
"Tapi dalam jangka panjang bisa berdampak pada perkembangan kecerdasan kerja anak saat dewasa," katanya.
Sementara itu, Anggota DPR RI Nico Siahaan menjelaskan, semua warga yang datang adalah ibu-ibu hamil dan ibu-ibu menyusui.
"Anak-anak ibu-ibu 24 tahun lagi akan menjadi bagian dari penduduk Indonesia berusia produktif. Nah, bonus demografi pada 2045 yang akan Indonesia peroleh itu tidak akan bermanfaat jika sekarang anak-anak kita mengalami kekerdilan," tuturnya. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2021
Koordinator Relawan Poppy Astari mengatakan setelah datang ke berbagai wilayah di Jawa Barat, HaloPuan melihat bahwa angka kejadian kekerdilan cukup tinggi di daerah industri dan padat penduduk.
"Ini karena ibu dan bapak yang bekerja cenderung kurang memperhatikan asupan gizi yang seimbang bagi anak-anak mereka," ujarnya dalam keterangan tertulis diterima di Surabaya, Senin.
Menurut dia, Puan Maharani melalui HaloPuan fokus kepada upaya melawan kekerdilan bukan hanya karena berkaitan dengan kondisi pendek tubuh anak.
Baca juga: Puan Maharani gerakan warga Jatinangor melawan "stunting"
Baca juga: IBI : Bidan miliki peran strategis edukasi turunkan "stunting"
"Tapi dalam jangka panjang bisa berdampak pada perkembangan kecerdasan kerja anak saat dewasa," katanya.
Sementara itu, Anggota DPR RI Nico Siahaan menjelaskan, semua warga yang datang adalah ibu-ibu hamil dan ibu-ibu menyusui.
"Anak-anak ibu-ibu 24 tahun lagi akan menjadi bagian dari penduduk Indonesia berusia produktif. Nah, bonus demografi pada 2045 yang akan Indonesia peroleh itu tidak akan bermanfaat jika sekarang anak-anak kita mengalami kekerdilan," tuturnya. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2021