Ketua Ikatan Bidan Indonesia (IBI) Provinsi Banten, Yani Purwasih menyebut bidan memiliki peran strategis dan garda terdepan masyarakat dalam memberikan edukasi dan menurunkan stunting atau kekerdilan.
"Literasi gizi bukan hanya pengetahuan keterampilan membaca, menulis, berbicara, tapi membaca kemampuan apa yang terjadi di sekitarnya. Jadi, bisa menjadi garda terdepan dalam mengawal kesehatan ibu dan anak," ujar Yani, dalam siaran persnya yang diterima, Sabtu.
Yani, usai webinar Pentingnya Kesehatan dan Literasi Gizi di Era Pandemi, Demi Mencapai Bonus Demografi yang diselenggarakan YAICI bersama IBI, mengatakan, bidan tidak hanya membantu persalinan dan menekan angka kematian ibu dan bayi, tapi berperan penting menurunkan angka stunting.
Hal ini, sesuai Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2019 tentang Kebidanan pasal 46 menjelaskan bahwa tugas bidan meliputi pelayanan kesehatan ibu dan anak, reproduksi perempuan, dan keluarga berencana.
Baca juga: Pemkab Trenggalek giatkan edukasi kesehatan reproduksi untuk cegah stunting
Baca juga: IBI Kota Kediri komitmen tekan angka "stunting" dan kematian ibu hamil
"Anak yang dinyatakan sehat dalam proses tumbuh kembang awal kehidupannya, adalah anak yang tidak mengalami stunting," ujarnya.
Pada ranah inilah, kata dia, peran bidan menjadi lebih luas, karena figur fasilitator bagi keluarga untuk melakukan pencegahan dan penanganan stunting sejak dini.
Sementara itu, Dokter Anak & Konsultan Nutrisi Metabolik dr Novitria Dwinanda, SpA(K), mengatakan kasus stunting bisa ditangani sejak dini bila orang tua memperhatikan nutrisi anak dan melakukan pemeriksaan tumbuh kembang anak.
"Nutrisi terbaik adalah ASI dan setelah 6 bulan anak boleh diberi MPASI. Dan penting diingat susu kental manis bukan susu pertumbuhan jadi kental manis tidak bisa diberikan karena gulanya tinggi sedangkan proteinnya kecil," tutur dokter Novitria.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2021
"Literasi gizi bukan hanya pengetahuan keterampilan membaca, menulis, berbicara, tapi membaca kemampuan apa yang terjadi di sekitarnya. Jadi, bisa menjadi garda terdepan dalam mengawal kesehatan ibu dan anak," ujar Yani, dalam siaran persnya yang diterima, Sabtu.
Yani, usai webinar Pentingnya Kesehatan dan Literasi Gizi di Era Pandemi, Demi Mencapai Bonus Demografi yang diselenggarakan YAICI bersama IBI, mengatakan, bidan tidak hanya membantu persalinan dan menekan angka kematian ibu dan bayi, tapi berperan penting menurunkan angka stunting.
Hal ini, sesuai Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2019 tentang Kebidanan pasal 46 menjelaskan bahwa tugas bidan meliputi pelayanan kesehatan ibu dan anak, reproduksi perempuan, dan keluarga berencana.
Baca juga: Pemkab Trenggalek giatkan edukasi kesehatan reproduksi untuk cegah stunting
Baca juga: IBI Kota Kediri komitmen tekan angka "stunting" dan kematian ibu hamil
"Anak yang dinyatakan sehat dalam proses tumbuh kembang awal kehidupannya, adalah anak yang tidak mengalami stunting," ujarnya.
Pada ranah inilah, kata dia, peran bidan menjadi lebih luas, karena figur fasilitator bagi keluarga untuk melakukan pencegahan dan penanganan stunting sejak dini.
Sementara itu, Dokter Anak & Konsultan Nutrisi Metabolik dr Novitria Dwinanda, SpA(K), mengatakan kasus stunting bisa ditangani sejak dini bila orang tua memperhatikan nutrisi anak dan melakukan pemeriksaan tumbuh kembang anak.
"Nutrisi terbaik adalah ASI dan setelah 6 bulan anak boleh diberi MPASI. Dan penting diingat susu kental manis bukan susu pertumbuhan jadi kental manis tidak bisa diberikan karena gulanya tinggi sedangkan proteinnya kecil," tutur dokter Novitria.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2021