Banyak saluran air di perkampungan Kota Surabaya, Jawa Timur, hingga kini belum terintegrasi dengan saluran air utama, sehingga pada saat hujan deras sering terjadi genangan maupun banjir.
Anggota Komisi C Bidang Perekonomian DPRD Surabaya Bukhori Imron di Surabaya, Senin, mengatakan, Pemkot Surabaya harus bertindak cepat dan taktis dalam mengantisipasi terjadinya genangan seiring dengan intensitas hujan yang tinggi.
"Banyak terjadi genangan yang sekarang muncul di jalan kecil seperti pemukiman perkampungan di Surabaya. Saat ini yang dibutuh langkah cepat dan taktis," katanya.
Ia menilai, genangan yang terjadi di pemukiman atau perkampungan disebabkan banyak saluran yang kecil yang belum terintegrasi dengan saluran utama.
Menurut dia, saluran kecil-kecil ini berpotensi terjadi penyumbatan dan jika terjadi genangan bisa langsung berdampak pada rumah-rumah warga. Tidak hanya itu, lanjut dia, genangan yang terjadi juga berpotensi merusak kondisi jalan.
"Jika tak cepat diatasi, kerusakan jalan akan menjadi masalah baru yang muncul nantinya," ujarnya.
Untuk itu, Bukhori mengatakan, Dinas Pekerjaan Umum Bina Marga dan Pematusan Surabaya harus memaksimalkan berbagai alat kelengkapan yang dimiliki dan berkoordinasi dengan dinas terkait agar penanganan dampak tingginya intensitas hujan di Surabaya bisa diatasi secara maksimal.
"Pak wali kota juga sudah sigap sering turun langsung, dinas juga sudah banyak memiliki alat berat baik yang besar maupun yang kecil. Saya rasa Surabaya mampu untuk mengatasi hal itu," katanya.
Kepala Bidang Pematusan Dinas PU Bina Marga dan Pematusan (DPUBMP) Kota Surabaya Eko Yuli Prasetya sebelumnya mengatakan, sebanyak 1.400 Satgas disiagakan untuk menangani banjir di Surabaya.
"Selama musim hujan, Satgas siaga bergantian selama 24 jam," katanya.
Menurut dia, 1.400 personil yang disiagakan tersebut terdiri dari satgas pengerukan, operator alat berat, hingga tenaga penyarang (sampah) di rumah pompa.
Ketika datang musim hujan, lanjut dia, pihaknya memang fokus untuk menguatkan personel di 62 rumah pompa dan pembersihan saluran. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2021
Anggota Komisi C Bidang Perekonomian DPRD Surabaya Bukhori Imron di Surabaya, Senin, mengatakan, Pemkot Surabaya harus bertindak cepat dan taktis dalam mengantisipasi terjadinya genangan seiring dengan intensitas hujan yang tinggi.
"Banyak terjadi genangan yang sekarang muncul di jalan kecil seperti pemukiman perkampungan di Surabaya. Saat ini yang dibutuh langkah cepat dan taktis," katanya.
Ia menilai, genangan yang terjadi di pemukiman atau perkampungan disebabkan banyak saluran yang kecil yang belum terintegrasi dengan saluran utama.
Menurut dia, saluran kecil-kecil ini berpotensi terjadi penyumbatan dan jika terjadi genangan bisa langsung berdampak pada rumah-rumah warga. Tidak hanya itu, lanjut dia, genangan yang terjadi juga berpotensi merusak kondisi jalan.
"Jika tak cepat diatasi, kerusakan jalan akan menjadi masalah baru yang muncul nantinya," ujarnya.
Untuk itu, Bukhori mengatakan, Dinas Pekerjaan Umum Bina Marga dan Pematusan Surabaya harus memaksimalkan berbagai alat kelengkapan yang dimiliki dan berkoordinasi dengan dinas terkait agar penanganan dampak tingginya intensitas hujan di Surabaya bisa diatasi secara maksimal.
"Pak wali kota juga sudah sigap sering turun langsung, dinas juga sudah banyak memiliki alat berat baik yang besar maupun yang kecil. Saya rasa Surabaya mampu untuk mengatasi hal itu," katanya.
Kepala Bidang Pematusan Dinas PU Bina Marga dan Pematusan (DPUBMP) Kota Surabaya Eko Yuli Prasetya sebelumnya mengatakan, sebanyak 1.400 Satgas disiagakan untuk menangani banjir di Surabaya.
"Selama musim hujan, Satgas siaga bergantian selama 24 jam," katanya.
Menurut dia, 1.400 personil yang disiagakan tersebut terdiri dari satgas pengerukan, operator alat berat, hingga tenaga penyarang (sampah) di rumah pompa.
Ketika datang musim hujan, lanjut dia, pihaknya memang fokus untuk menguatkan personel di 62 rumah pompa dan pembersihan saluran. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2021