Hadirnya program Jaminan Kesehatan Nasional-Kartu Indonesia Sehat (JKN-KIS) sebagai penjamin kesehatan telah banyak diakui manfaatnya oleh masyarakat terlebih dalam keadaan sakit.

Hal tersebut juga dirasakan oleh Hikmatul Munawaroh (24), warga kecamatan Nguling, Kabupaten Pasuruan ini sudah 4 tahun memanfaatkan kartu JKN-KIS miliknya.

"Bolak balik berobat ke Faskes (Fasilitas Kesehatan) itu sering banget pas kuliah dulu karena sakit Lambung. Awalnya ndak dirasa, tau-tau sakit perut melilit, perih sampai ulu hati sampai keringat dingin. Akhirnya sekitar 2 (dua) tahun yang lalu sampai rawat inap di RSUD dr. Soetomo dengan diagnosa magh akut. Dan baru-baru ini saya juga pakai ke Klinik Bunga Melati Pasuruan untuk gejala yang sama," cerita Hikma sembari mengingat.

Magh akut yang dialaminya membuat aktifitas sering terganggu. Kontrol rutin ke Faskes ia jalani demi kesembuhan. Seperti makanan wajib setiap harinya mengkonsumsi Obat lambung yang diberikan, hal itu patuh ia lakukan karena kesehatannya.

Selain sakit lambung Hikma juga sempat berulang periksa ke klinik karena mengalami batuk kering kurang lebih 1 bulan dan tak kunjung reda. Tiga kali pemeriksaan diduga pharingitis biasa namun satu bulan dari periksa masih bergejala dilakukan pemeriksaan lanjutan.

Pemeriksaan sampai dilakukan foto Thorax untuk pengobatan lebih tepat. Pharingitis atau Faringitis adalah peradangan pada tenggorokan atau faring ditandai dengan nyeri telan, gatal dan perasaan tidak nyaman di area tenggorokan.

Rasa syukur selalu ia panjatkan karena selama pengobatan yang dijalaninya tidak menggunakan biaya sepeserpun. Kartu JKN-KIS telah menjamin serangkaian pengobatannya baik rawat jalan , pemeriksaan laborat hingga rawat inap.

"Selama berobat pakai kartu JKN-KIS ini Praktis, dan biayapun gratis. Saya sampai Ranap di Rumah sakit ndak  pernah ada tambahan biaya. Iya memang kalau dipikir tidak seberapa sakit yang saya alami dibandingkan sakit jantung misalnya. Tapi bagaimanapun akan berat rasanya jika tidak ada penjaminan, 1 kali ke dokter bisa sampai 250 ribuan. Pelayanan di faskes yang didapat pun tidak dibedakan seperti banyak cerita di luar sana. Tenaga medis yang memeriksa juga semua ramah, menjelaskan detail,” tambahnya.

Hikma mengajak seluruh peserta program JKN-KIS ini juga kreatif dan aktif dalam mencari informasi seputar penggunaan dan pelayanan yang terus diupdate oleh BPJS Kesehatan.

Kemudahan yang ditawarkan semakin beragam dan itupun untuk kenyamanan peserta JKN-KIS.

“Jaman sekarang saya pikir semua orang melek sosial media. Inovasi BPJS Kesehatan pun semakin keren saya rasa, punya Mobile JKN dan berbagai fitur yang berguna banget untuk peserta seperti Antrian online, bisa lihat tagihan sendiri, pindah faskes mandiri, lihat jadwal tindakan pun sudah bisa di akses mandiri. Jadi bener-bener membantu dan lebih efisien waktu. Harapannya semoga BPJS Kesehatan terus dapat berinovasi dalam meningkatkan pelayanan terhadap peserta JKN-KIS,” tutupnya. (*)

Pewarta: Indra Setiawan

Editor : Slamet Hadi Purnomo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2021