Bupati Gresik Fandi Akhmad Yani memastikan pengerjaan normalisasi Kali Lamong terus berjalan meski memasuki musim hujan karena telah disiapkan skema agar proyek itu tetap berlanjut dan tuntas.

Gus Yani, sapaan akrabnya, saat acara bersama Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Kabupaten Gresik di Gresik, Selasa, mengatakan skema yang dilakukan di antaranya menyiapkan long boom dan ponton.

Long boom adalah alat pengerukan yang memiliki jangkauan lebih jauh, sementara ponton berupa alat pengapung yang membuat alat berat itu bisa mengapung di permukaan air.

"Dengan skema itu, kami optimistis normalisasi atau pengerukan sedimentasi sungai berjalan lancar dan bisa selesai," katanya.

Ia menjelaskan keberadaan long boom sudah ada dua, dan nanti disusul menyiapkan ponton.

"Saya sudah berkordinasi dengan pengusaha-pengusaha di daerah yang dilewati Kali Lamong. Kami harapkan bisa mendukung ini melalui program CSR," kata Gus Yani, menjelaskan.

Oleh karena itu, Gus Yani bertekad agar Gresik terbebas dari banjir tahunan, yakni dengan membangun tanggul parapet juga melangsungkan proyek normalisasi.

"Untuk tahap awal telah dianggarkan Rp8,4 miliar melalui P-APBD dengan capaian pengerukan sepanjang enam kilometer," tuturnya.

Panjang Kali Lamong mencapai 103 kilometer dan badan sungai yang melintasi Gresik sepanjang 58,1 kilometer dengan kecamatan yang dilewati meliputi Kecamatan Balongpanggang, Benjeng, Cerme, Kedamean, Menganti, dan Kebomas.

Pada tahun 2021, pemerintah menargetkan bisa merampungkan normalisasi Kali lamong sepanjang 6 kilometer di Kecamatan Benjeng dan Balongpanggang. Di antaranya Desa Sedapurklagen, Lundo, Bulangkulon, Deliksumber, Munggugianti, dan Bengkelolor.

Selain itu, normalisasi anak Kali Lamong juga dilakukan di 19 lokasi, di antaranya Desa Tambak Beras, Jono, Morowudi, Putat Lor, dan Sukoanyar, serta membangun parapet di Desa Jono dan Tambak Beras sepanjang 1,3 km.

Sementara itu, banjir tahunan Kali Lamong tercatat telah membuat kerugian ekonomi yang diperkirakan mencapai Rp80 miliar setiap tahun, bahkan pernah menimbulkan korban jiwa dari masyarakat yang terdampak.

Pewarta: A Malik Ibrahim

Editor : Didik Kusbiantoro


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2021